Selamat Datang Pemerintahan Jokowi Babak Kedua: Energi(?!)

Dirilis pertama di Facebook pribadi.

Selamat datang Pemerintahan Jokowi babak kedua yang dimulai hari ini.

Mudah-mudahan Menteri dan Wakil Menteri Mineral dan Energi bukan model yang seperti kemarin-kemarin itu lagi.

Tanpa mengurangi hormat dan salut atas hasil kerja selama ini.
Tapi model improvisasi tidak tertib regulasi, nabrak-nabrak undang-undang, dan rencana jangka panjang (demi populisme energi sesaat yang rapuh —meskipun gemerlap) sudah seharusnya diakhiri!

Capek lho, kita dipameri.
Hasil-hasil kerja yang bukan tupoksi utama.
Yang sebenarnya biasa saja dan sudah seharusnya.
Dicitrakan dengan gegap gempita.
Sementara fondasi ketahanan energi untuk jangka menengah dan panjang,
Tak juga kunjung dibenahi.

Tapi kalaupun toh lagi-lagi energi bukan bidang yang jadi prioritas Jokowi,
Sehingga seperti kemarin kemarin itu: dia serahkan saja penanganannya pada yang katanya ahli tapi belajarnya lumayan lama sekali, sulit mendengar, gampang komentar, tapi pintar poles sana sini,
Tanpa sepenuhnya menyadari,
Potensi melemahnya ketahanan energi di jangka menengah dan panjang nanti,
Ya terpaksa makin berat saja PR kita ini,

Terpaksa harus terus berjaga mengawal membisiki meneriaki,

Supaya jalannya kapal perahu mineral dan energi,
Gak melencang melenceng, manuver gak jelas, mutar-muter bergaya bebas; pamer sana sini, koreksa koreksi.
Malah kadang blunder meh kejungkel,
Near miss — hampir menenggelamkan kapal induk armada.
Dengan defisit neraca perdagangan luar negeri.

Kalau begitu halnya,
Kita semua harus terus terjaga.
Untuk meneriaki nakhoda.
Seperti kemarin-kemarin itu juga.
Dengan risiko dianggap nyinyir.
Oleh para penumpang penggemar idola, yang merem melek kenikmatan semu.
Dijejali berita heboh perjalanan kapal yang sengaja disetel seru.
Padahal sakjan-e yo mutar muter ae ndik sekitar situ.

Selamat datang Pemerintahan Jokowi babak kedua yang dimulai hari ini.
Mudah-mudahan nakhoda kapal Mineral dan Energi dan juga wakilnya (kalaupun toh masih diperlukan) bukan model yang seperti kemarin-kemarin itu lagi.

Meski sebenarnya kita harus syukuri
Para birokrat pembuat aturan migas, mineral dan energi negeri ini -
Bukan tipe penjudi,
Yang berani mempertaruhkan jabatan dan periuk nasinya,
Untuk eksperimen coba-coba: gonta-ganti aturan menyesuaikan diri.
Sementara pimpinannya sedang dalam proses belajar memahami.
Bidang yang harusnya dia atur dan kuasai.

Untung juga sebagian besar mereka
kesabarannya cukup tinggi
Sehingga kalaupun dipaksa nakhoda untuk melenceng terlalu jauh,
Mereka coba dulu untuk sesuaikan dengan manual yang ada.
Meskipun kadang dimarahi, diolok-olok dan dikata-katai.
Mereka mencoba terus bertahan,
Karena sering juga yang nurut dapat apresiasi yang lumayan,
Dengan harapan: nakhoda dan para konconya akan segera berganti.

Para pengarah kapal bisa saja datang dan pergi,
Tapi para birokrat itu sebagian besarnya akan tetap ada di situ.
Kenapa juga mesti membahayakan diri,
Melawan perintah nakhoda yang paling lama lima tahun saja mereka terus pergi.
Tunggu saja nakhoda yang baru ini nanti.

Selamat datang Pemerintahan baru Jokowi.
Semoga Menteri dan Wakil Menteri Mineral dan Energi (kalaupun toh diperlukan) bukan model yang seperti kemarin-kemarin itu lagi.

Tanpa mengurangi hormat dan salut atas hasil “kerja, kerja, kerja” ESDM selama ini,
Model memerintah yang menghasilkan populisme energi sesaat yang gemerlap tetapi rapuh itu mesti diakhiri!!

Supaya lebih “nggenah” ke depannya,
Ketahanan energi.
Negeri ini.

Previous
Previous

Menggali Kembali Geologi Cekungan Kutai

Next
Next

Masukan Untuk Arah Baru Kebijakan Energi dan Pertambangan Jokowi Jilid 2 - Diskusi Publik IMEF (Indonesia Mining & Energy Forum)