Simpati untuk ET dari EF
Dirilis pertama di Facebook pribadi.
Saya prihatin. Selama ini seolah-olah Indonesia hanya jadi pengekor/pelengkap penderita dan sebagian besar dari kita hanya jadi pengamat saja dalam hiruk pikuk ET ini. Padahal Kebijakan sudah digariskan dan Rencana Umum sudah diperpreskan. Segala jargon tentang "Kita adalah Arab Saudi-nya Biofuel/Biomass/ET” ataupun "Meskipun miskin minyak bumi, Indonesia kaya berbagai jenis energi", dan sebagainya itu semua seolah hanya jadi jargon tanpa realisasi kemajuan yang berarti dalam kepeloporan - kepemimpinan baik teknologi ET maupun (apalagi) industrinya.
Terus setiap saat, setiap tahun, kita tak bosen-bosennya berkunjung ke sana kemari menyaksikan kemajuan-kemajuan ET di berbagai belahan dunia lain sambil berdecak kagum dan saling memamerkan pemahaman kita tentang prediksi orang-orang lain tentang masa depan cerah ET kita. Sementara itu apa-apa yang kita tuliskan dalam UU/PP/Perpres gak kunjung menuai kenyataan hasilnya yang sesuai dengan apa yang kita cita-citakan dan terus menerus kita bangga-banggakan!!!
Persoalannya jelas: kita cuma menulis dan bicara saja tapi KITA TIDAK BERTINDAK! Saat kita bertindak (eksekusi/eksekutif/regulasi Langsung): APBN kita tidak pro ET, permen-permen kita tidak pro ET, gerak langkah ekonomi kita tidak pro ET, .... ET disuruh bersaing dulu sendirian berdarah-darah bertempur dengan fosil.
Jangan lagi bicara ke pemihakan ke riset-riset dan teknologi ET: Jauuuuuh Panggang dari Api ..... Para periset/saintis/akademisi kita ketinggalan dan ditinggalkan "sendirian" oleh industri dan pemerintah dan kita tidak bisa berbuat apapun juga.
Padahal ada aturan depletion premium, ada aturan Biofuel, ada aturan bioetanol, ada standarisasi Euro, ada Perda - Permen tentang kewajiban dan/atau fasilitasi kemudahan menggunakan gas sebagai pengganti BBM, dan sebagainya. Tapi hampir bisa dikatakan: mandegh semua, gak jalan blassssh!!!
Supaya kita jadi BERTINDAK, harus ada kepemimpinan dan kepemihakan kepemimpinan yang jelas pada ET dan bukan hanya pencitraan pencitraan belaka tapi benar-benar grass rooting membongkar semua nonsense sampai di akar permasalahan!!!
Subsidi ET first, and we will al prosper and sustain later!! Itu yang harusnya dilakukan, bukan hanya dituliskan sebagai hiasan dalam UU/PP dan Perpres!!!
So, mari terus kita suarakan concern ini. Perkembangan/kemajuan di luar memang harus terus kita amati-ikuti-dan adaptasikan, tapi pada saat yang sama kita seharusnya juga BERGERAK PATUH PADA APA yang sudah KITA TULISKAN DAN RENCANAKAN BERSAMA UNTUK GO GREEN DAN GO BLUE.... At least dalam konteks Dewan Energi Nasional: kita harus usaha keras ingatkan para menteri penyelenggara negara ini untuk patuh dan in-line minimal dengan RUEN kita lah dalam hal ET ini.
Kira-kira begitu.
Jakarta, 7 Juni 2017
(Ditulis waktu masih jadi AUPK DEN.)