Empat Puluh Lima Tahun ITB-78
Dirilis pertama di Facebook pribadi.
Saya sekolah di SD Laboratorium IKIP Malang, kemudian melanjutkan ke SMA Negeri 3 Malang, dan lulus 1977 saat berumur 16 tahun.
Pada waktu SMA saya mendirikan Teater Putih di Malang. Saya main teater, baca puisi, main musik, dan ikut banyak kegiatan kesenian di Malang, Surabaya, dan sekitarnya di kurun waktu 1976-1977.
Ketika mau melanjutkan sekolah dan inisiatif mendaftar di Institut Kesenian Jakarta saya dimarahi bapak; lebih baik di Sastra Inggris IKIP Malang saja, katanya. Maka saya pun sempat jadi mahasiswa IKIP Malang tiga bulan —bahkan sempat ikut orientasi mahasiswa juga.
Saat mulai kuliah, ada teman yang batal mau ikut tes SKALU (Sistem Kerjasama Antar Lima Universitas) karena dia sudah diterima di UNBRA dan formulirnya diberikan ke saya. Penerimaan mahasiswa untuk SKALU (UI, ITB, IPB, UGM, UNAIR) lebih lambat daripada perguruan tinggi lainnya waktu itu.
Berbekal formulir yang tidak jadi dipakai oleh almarhum teman saya, saya pun setengah ogah-ogahan mendaftar juga ikut tes SKALU dengan pilihan pertama ITB.
Kok ndhilalah lulus, diterima.
Akhirnya, Maret 1978 saya masuk ITB —pada saat kampusnya diduduki oleh tentara karena demo-demo anti Soeharto waktu itu.
Saya sebenarnya tidak suka bidang teknik, lha wong dua tahun terakhir sebelum ke Bandung kegiatan saya di Malang isinya baca puisi, main teater, dan nyanyi saja ke mana-mana. Makanya, ketika sudah kecemplung masuk ITB saya bingung mau pilih jurusan apa.
Ketika dalam keadaan bingung memilih jurusan itu, saya melihat sejumlah mahasiswa gondrong di salah satu pojok belakang kampus ITB di bawah pohon karet.
Gondrong, pakai jaket, tampang agak seram, tapi bukan mahasiswa Seni Rupa.
“Enak sekali, mereka nyanyi terus.. Sepanjang waktu.” Ternyata, mereka mahasiswa Geologi.
Saya pun kuliah di Geologi ITB sampai lulus Maret 1984.
Sejak kesasar di Geologi ITB itu sampai sekarang saya mencintai Geologi.