Kung Jajanin Zi

Maeng isuk karepku katene jajan mie ayam pak Yono ndik RW, kiro-kiro 100 meter tekok omah, aku njupuk duwik ndik laci kamar: atusan 1, seketan 1, karo onok limangewuan 2. Cukup lah..

Katene berangkat, tak dhelok putuku si Zi (8 tahun) umyek ae gelisah ngomong nang ibuk e, “bosen aku ma, di rumah…”

“Ya udah, kamu ikut kung aja andhok mie ayam, Zi,” ajakku, “sekalian kalau kamu mau jajan di Alfamart depan mie Yono, ayo Kung jajanin.”

“Sana tuh, ikut Kungmu. Beliin buat adik adikmu sekalian ya Zi,” pesen mamanya.

Maka ikutlah si Zi ini jalan sama aku ke RW. E eee, tibaknya mie ayam Pak Yono ne tutup…

“Mungkin belum buka Kung,” kata Zi menghibur.

“Kita tunggu saja Kung, sekalian kalau begitu kita ke Alfamart aja dulu,” kata Z inisiatif.

Maka melangkah lah kita berdua ke Alfamart. Langsung Zi ambil ini, itu, dan sebagainya. Ini untuk Yuna, ini untuk Xeva, katanya sambil ambil dua jenis marshmallow yang beda untuk adik-adiknya. Untuk dirinya sendiri dia ambil permen karet sak gebok... Plus aku tambahi beberapa bungkus kacang dan marning.

Saat mau bayar di kasir,

“Berapa semuanya mbak?”

“64.000 pak,”

Maka ku keluarkan lah duit-duit kertas yang aku ambil dari laci kamarku tadi pagi.

LHO, koq cuma ada 40 ewu?

Rongpuluhan 1, sepuluhewuan 1, dan lima ribuan 2. Waduh, tadi ini 160.000, lho.. Kok sekarang cuma ada 40.000?

“Wah, mbak.. Duit saya gak cukup, bisa ditahan dulu barangnya saya ambil duit lagi ke rumah boleh nggak?”

“Ooo, boleh pak, silakan…”

Si Zi yang tadinya sudah ceria mendadak agak meredup, “gimana sih Kung ini..” gumamnya.

“Ayo Zi kita balik dulu ke rumah, ambil tambahan duit.”

Dengan agak kecewa putu-ku itupun ikutan jalan balik. Aku tawarin, “apa kamu nunggu saja disini, Kung ambil duit tambahan duit ke rumah sendiri saja, gimana le?”

“Nggak Kung, aku sama Kung aja,” katanya.

Sampai di rumah, mamanya, adik-adiknya, Uti, dan tantenya pun sudah heboh mau liat hasil jajanan Kung sama Zi. Eee ternyata ga bawa apa-apa.. Wkwkwkwk... Maka akupun gak mau tanggung-tanggung, kali ini aku pastikan aku ambil 2 lembar 50.000an dari dompet di tas. Kutunjukkan ke Zi,

“Nih, sekarang beneran limapuluh ribuan khan Zi?”

“Iya, Kung.”

Di perjalanan balik ke Alfamart, Zi nanya, “mata Kung kenapa sih?”

“Gapapa koq Zi,” jawabku sambil benerin kacamata.

“Oooo... pantesan ya, Kung pake kacamata.”

“Emang kenapa Zi?”

“Gak bisa bedain 100.000an dengan 10.000an dan gak bisa bedain 50.000an dengan 20.000an, Kung…..”

Hehehehehehe .... itulah makanya Kung disebut sebagai Kung ... karena kurang awas itulah Zi ..... 

Singkat cerita, maka kami berdua pun sampailah di Alfamart untuk menebus belanjaan Zi tadi (mie pak Yono masih belum buka juga). Tapi sebelumnya, untuk mengobati rasa bersalah karena bawa uang kurang dan terpaksa bolak balik jalan ke rumah ngawal Kungnya, maka aku suruh Zi ambil lagi beberapa jajanan: coklat silver queen, permen-permen coklat, M&M, dan mentos. Wuih, pesta dah!!!

Waktu mau bayar lagi, “berapa mbak,”

“totalnya sekarang 140.000 pak,”

“Wuihhhh NGEPASSSS!!! Tosss Zi!!!”

Mungkin cucuku itu bergumam juga dalam hati, Ihhh, Kung ini.. Udah lah tadi duitnya kurang, malah ini tadi beli-beli lagi... Untung saja passsss duitnya, coba kalau kurang lagi... Jalan bolak-balik lagi kita.. Kuuuung.. Kung!!

Wkwkwkwkwkwkwk...

I love my grandchildren. 😘

Previous
Previous

Grand Strategy Energi Indonesia dan Produksi dari Blok Migas BUMN di Luar Negeri

Next
Next

(Menjelaskan ke Para Pencinta Alam AMC Malang)