Kesaksian (Kalau-Maka)

Dirilis pertama di Facebook pribadi.

Kalau berita-berita keberhasilan terus menerus dijejalkan ke ruang publik, sementara kegagalan kegagalan haram hukumnya untuk ditampilkan — meski untuk mengundang partisipasi evaluasi dan koreksi, kita patut khawatir akan terjadi pecahnya “gelembung keberhasilan hiper-reality” atau seperti sebelum jaman reformasi dulu: tiba-tiba saja jurang kehancuran pembangunan sudah menganga di depan mata, yang selama ini tertutupi oleh pencitraan keberhasilan semu — yang tidak nyata.

Harus ada yang terus sadar, waras, dan waspada, dan terus berjaga, mengingatkan yang sedang berkuasa: betapapun pahit dan tidak populernya kata-kata.

Kalau yang dicari hanya jempol dan persetujuan dan pujian-pujian, atau komentar-komentar mendukung dan menjilat dan menyenang-nyenangkan saja, maka kita patut khawatir bahwa para pemimpin merasa diri mereka adalah yang maha benar, sehingga se-salah apapun langkah: tetap saja gemuruh sorak sorai mengiyakan diberikan pada mereka; lalu kita semua akan sama-sama terjerumus ke jurang kegagalan pembangunan, karena membiarkan kultus individu dan pendewaan terus dipraktekkan — bahkan dengan kesengajaan — oleh mereka yang ingin melanggengkan kekuasaan.

Harus ada yang terus bangun dan mengingatkan dan menyodorkan cermin ke wajah-wajah pesolek politik birokrasi, agar mereka tersadar akan inkompetensi-nya dan terus berusaha serius memperbaiki; dan rakyatpun dengan bebas merdeka — dapat menilai dan mengingatkan para pemimpinnya: supaya tidak menjerumuskan kita. Betapapun tidak populernya ini semua.

(Dan tolong kepada influencer-buzzer yang bekerja dibayari pemerintah pakai duit pajak rakyat dan penghasilan negara, jangan asal main bully dan kroyokan saja mematikan kritik-kritik membangun yang diperlukan bagi kelangsungan jalannya kehidupan bernegara yang sehat dan demokratis ini. Pakai akal sehat, simak dulu isinya, resapi dengan nurani, kalau perlu teruskan yang positif-positif konstruktif ke yang bayar anda. Biar tidak sia-sia duit rakyat yang anda pakai kerja.

Aku tutup dengan sajak WS Rendra, yang ditulisnya tahun 1974 di Yogyakarta

AKU MENDENGAR SUARA 

JERIT HEWAN YANG TERLUKA 

ADA ORANG MEMANAH REMBULAN 

ADA ANAK BURUNG TERJATUH DARI SARANGNYA 

ORANG-ORANG HARUS DIBANGUNKAN 

KESAKSIAN HARUS DIBERIKAN 

AGAR KEHIDUPAN BISA TERJAGA 

Ditulis pertama kali di Jatibening, 19 November 2018.

Disempurnakan dan dibacakan di Paris, 22 Desember 2019.

Dimodifikasi dan di-posting lagi 3 September 2020.

Previous
Previous

Semburan Gas di Kranggan Bekasi, 5 September 2020 (Kampanye Kepedulian Keselamatan Masyarakat dari Bahaya Gas-Gas Dangkal di Daerah Pemukiman, Bisnis, dan Aktivitas Sosial)

Next
Next

Gunung Lumpur Kesongo