Migas Sumatra Utara: Masih Panjang Ceritanya!!!

Dirilis pertama di Facebook pribadi.

Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas di cekungan Migas di Sumatra Utara masih di tingkat mula, meskipun industri migas yang dimulai dari sana (Telaga Said, lapangan minyak pertama Indonesia, 1885) telah berusia 126 tahun lamanya. Hal itu diungkapkan Dr. Andang Bachtiar, anggota Dewan Pakar FKDPM dalam acara Forum Daerah FKDPM di MEdan, kemarin Senin 18 April, 2011. Dengan demikian, maka masih akan banyak kesempatan untuk mendapatkan tambahan cadangan migas di daerah tersebut, terutama dengan menerapkan konsep-konsep baru, mengarah pada target-target baru dan menerapkan teknologi-teknologi baru.

Acara Forum Daerah Penghasil Migas Sumatra Utara pada 18 April 2011 kemarin di Medan berlangsung sukses dari jam 09:00-14:00 dihadiri 40 orang dari ESDM Sumatra Utara, Pertamina Pangkalan Susu, Bappeda, Kehutanan, ISTP, ITM, IAGI, dan Wartawan. Dalam acara tersebut wakil dari FKDPM tidak hadir dan tidak mengirimkan sambutan tertulis apapun, tetapi hal tersebut bisa dimaklumi oleh jajaran Pemda dan akademisi serta masyarakat yang hadir setelah dimintakan maafnya oleh satu-satunya wakil FKDPM yang hadir sekaligus menjadi pembicara yaitu: Dr. Andang Bachtiar, yang menurut yang bersangkutan kesibukan FKDPM di Jakarta sangat luar biasa sehingga tidak sempat untuk meluangkan waktu bahkan sekadar membuat sambutan tertulisnya. Meskipun demikian secara keseluruhan acara berjalan lancar, penuh dinamika, dan sangat menginspirasi, terutama karena selain acara utama yang berupa pemaparan "POTENSI MIGAS Sumatra Utara dan SERBA SERBI MIGAS INDONESIA" oleh Andang juga ada beberapa pemaparan dan diskusi dari ESDM Sumatra Utara (Ir. Untungta Kaban M.App.Sc) tentang Situasi Migas Sumatra Utara terkini, juga dari IAGI Sumatra Utara (Ir. Lismawati MT) tentang Kegiatan Pemetaan Cekungan IAGI. Perwakilan dari Pertamina Pangkalan Susu pun ikut aktif menceritakan kondisi operasi dan harapan-harapan mereka akan terlaksananya program eksplorasi migas lebih lanjut di Sumatra Utara.

Dalam pemaparannya, Andang dari FKDPM menekankan:

  1. Perhitungan sisa cadangan migas Sumatra Utara existing yang di-release oleh Pemerintah lewat presentasi Ka Dis Tam yang 35MMBO, terlalu pesimis, karena dari perhitungan ADB masih ada 75 - 78 MMBO lagi yang ada dari lapangan-lapangan yang sedang diproduksikan di Sumatra Utara, itu pun belum termasuk lapangan-lapangan baru di Offshore (Gebang dan Glagah-Kambuna belum dihitung), 

  2. Untuk potensi ke depannya saat ini dari proses eksplorasi di delapan blok yang aktif di daerah Sumatra Utara, masih akan ditemukan lagi minimal 315 MMBO dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan,

  3. Cekungan migas di Sumatra Utara semestinya bisa diperluas dengan menggunakan teknologi kombinasi seismik dengan magnetotelurik dan gravity, sehingga kesempatan untuk eksplorasi mendapatkan cadangan-cadangan baru lebih luas; teknologi baru tersebut bisa mengatasi masalah tertutupnya hampir dua per tiga daerah Sumatra Utara oleh Toba Tuff yang meletus 74 ribu tahun yang lalu, sehingga menghalangi imaging subsurface-nya (padahal masih ada opportunity migas di daerah-daerah yang tertutup itu),

  4. Harapan mendapatkan cadangan-cadangan migas baru dan meningkatkankan produksi Sumatra Utara diperkuat saat ini dengan adanya studi-studi mengarah ke target-target siklus 2 dan 3 di cekungan Sumatra Utara maupun Sumatra Tengah,

  5. Stakeholder migas Sumatra Utara harus lebih aktif menyuarakan pentingnya spec survey, penambahan data eksplorasi baru, dan meningkatkan kegiatan migas di Sumatra Utara, juga di daerah-daerah pesisir Barat yang mungkin mengandung migas dari hasil temuan indikasi awal paska gempa aceh (Cekungan Sibolga - Meulaboh),

  6. Kalau bukan masyarakat Sumatra Utara, siapa lagi yang menyuarakan keinginan daerahnya dieksplorasi da dieksploitasi aktif dan berkesinambungan...   

Acara berakhir jam 14:00 setelah diskusi dan tanya-jawab selama satu setengah jam sambil makan siang. Dalam kesempatan itu hadir juga Dewan Pakar IAGI Sumatra Utara Jonathan Tarigan yang memberikan pesan kepada stakeholder migas Sumatra Utara supaya selalu mengedepankan nasionalisme dalam pengelolaan sumber daya alam kita. Jangan hanya menyerahkan semuanya ke pihak-pihak asing. Selain itu moralitas dan mentalitas bangsa merdeka (bukan bangsa terjajah) harus selalu diterapkan dalam setiap langkah pengelolaaan migas kita, sehingga sanggup bersaing dengan pemain-pemain migas asing khususnya dari grup Anglo Saxon yang terkenal gigih dalam E&P migas.

Sebagai tindak lanjut, ESDM provinsi Sumatra Utara akan mengirim surat ke Pusat untuk menggugah Pusat meningkatkan program-program eksplorasi migas-nya di daerah Sumatra Utara, tentunya dengan menerapkan terobosan-terobosan baru/ide-ide seperti yang mencuat dari forum daerah tersebut.

 
Migas Sumatra Utara.jpg
 

Hampir 2/3 daerah Sumatra Utara tidak masuk dalam peta cekungan existing, dikarenakan coverage dari Toba tuff dan juga status pemetaan cekungan yang belum sempurna.

 
Previous
Previous

Update Teknis Lumpur Lapindo

Next
Next

Militan tapi Tidak Amanah