Oleh-Oleh dari Gumuk Pasir, Parangkusumo, Kretek, Bantul, DIY
Dirilis pertama di Facebook pribadi.
Kunjungan singkat bersama GDA.
Minggu, 10 Juni 2012, pukul 08.00 - 10.00.
Beach-terrace yang terbentuk di sisi timur mulut Kali Opak memanjang ke timur sampai dengan sekitar 200 – 300 meter kemudian menghilang di area landasan pesawat terbang kemungkinan berasosiasi dengan aktivitas patahan Opak yang mengangkat secara perlahan sisi timur dari bidang patahan tersebut;
Pola distribusi besar butir di daerah foreshore sama seperti pola-pola yang selalu kita amati di pantai-pantai dengan energi gelombang yang cukup besar (Pantai Bayah Banten, Pantai Teluk Naga Tanggerang, Pantai Cermin-88 Sumatra): mengasar dari distal ke proximal dengan maxima bukan di ujung proximal-nya tetapi di beberapa meter sebelum batas foreshore-backshore; jadi profil mengasar ke atas endapan foreshore mustinya dimodifikasi dengan menghalus sedikit di bagian paling atasnya sebelum berpindah ke fasies backshore;
Arah umum dari “arus” angin yang membentuk sand dune dan ripple-ripple yang menumpang di atas punggungannya adalah dari N140E menuju ke N320E (dari tenggara ke barat laut);
Kalau memang gumuk-gumuk pasir yang posisinya sekarang sampai 700 meter masuk ke daratan itu adalah ex-endapana pantai yang digerakkan/didistribusikan oleh aerodinamika angin, maka berarti Pantai Parang Kusumo itu maju (regressive), tetapi jika ternyata pasir-pasir itu berasal dari pelapukan Breksi yang terlihat muncul sebagian sebagai batuan “dasar” (ada juga yang dipager tembok di Parang Kusumo sebagai tempat keramat), maka berarti pantainya diam di tempat atau malah mundur dari posisi semula. Geolistrik dan/atau GPR yang melintang menyayat dataran pantai tersebut akan sangat membantu untuk melihat geometrinya (mundur atau maju atau tetap);
Bukan tidak mungkin kita selama ini telah melewatkan endapan-endapan “angin” serupa Gumuk Pasir Parang Kusumo di bawah permukaan dan menginterpretasikannya secara sederhana sebagai endapan pantai dan atau endapan delta atau sungai biasa. Coba kita cek-ulang paleogeografi dan juga core-core batuan klastik transisi kita di berbagai cekungan di Indonesia;
Ayo ditambahi diskusi dan riset-risetnya: GDA siap bekerjasama! (Saya yakin banyak kawan-kawan dari UGM/UPN/STTNas/Akprind yang riset sedimentologi dengan serius di sana!)