Vulkanologi Rindu
Lava lebih tegas daripada tufa
Dia memberitahumu gunung apinya di mana
Tufa itu pengembara
Ribuan kilometer keliling dunia dia biasa
Kalau aku tufamu, engkau lavaku
Bisakah kau kabarkan di mana rumah kepundan kita
Agar ku terbang kembali jadi partikel debu ke sana
Menyelang-nyelingi lava
Meski bukan yang tertinggi
Puncak gunung api adalah ekstasi
Karena pernah kita rasakan kedekatannya
Saat meletuskan tufa melelerkan lava
Gairah Indah
Lavaku, tufamu
Gunung api strato adalah kita
Jakarta - Bandung, 6 Juni 2014
Bekasi - Jakarta, 5 Juni 2017
Kiro-kiro ngene lho rek genah e.
Volkanologi iku ilmu sing membahas tentang Gunung Api (Volcano).
Lha Volkanologi Rindu iku “salah satu cabang” volkanologi.. Wkwkwkwkwk.
Gunung api itu bagiku merepresentasikan estetika —keindahan, kekuatan sekaligus kelembutan, sensualitas-sexy dan sekaligus menyeramkan. Membangkitkan ketidak-berdayaan. Kombinasi dari semuanya itu akhirnya akan keluar dalam puji-pujian dan rasa bersyukur: tasbih, tahmid, tahlil dan takbir.
Tasbih, tahmid, tahlil dan takbir iku seringkali metu dalam bentuk puisi.
Ada tiga jenis gunung api: yang suka meledak-meletus-menyembur disebut sebagai Cinder Cone Volcano (model corong); yang suka meleleh-meleler-mengalir disebut sebagai Shield Volcano (model tameng); dan, ini dia lakonnya, yang suka bergantian antara meletus-menyembur-meledak dengan meleleleh-meleler-mengalir berulang-ulang: disebut sebagai Strato Volcano alias Composite Volcano.
Hampir semua gunung api di Indonesia bertipe strato volcano iku. Mari mbhledos buanter menyembur kuat terus diakhiri dengan meleleh meleler kemana-mana bergantian. Jadi setelah energi utama dipakai untuk membongkar merombak morfologinya sendiri terutama di daerah puncak, kemudian energi yang tersisa dipakai memuntahkan-melelehkan-melelerkan lava yang masih menggelegak di dalam dapur magmanya. Saking “sugih”e dapur magma-e gunung-gunung api ndik Indonesia. Yo ngono iku sing terjadi di hampir 129 gunung api kita.
Lek gunung api cinder cone koyok Paricutin ndik Mexico, mari mbledosh nyembur pasir. Yo wis, entek magma-ne. Gak iso men-dhledek-kan keluar menjadi lava.
Gunung api Kilauea ndik Hawaii sing sampek sakiki metu terus magma-ne dhadi lava sing ngalir sampek nang laut iku termasuk gunung api tipe perisai alias Shield. Tidak ada letusan katastrofik yang menghancurkan morfologi kepundan/kawah, tapi dari awal yang keluar ya leleran lava alias batu “cair” puanas mongah-mongah koyok ngono. Walau kadang-kadang juga terlihat lava itu muncrat-muncrat membentuk kolom api nang ndhuwur e pusat erupsi tapi itu semua bukan karena ledakan membingkar morfologi tapi hanya pelepasan energi kekentalan di dalam lava nya sendiri.
Nah, produk leleran-lelehan sing dhlewer-dhlewer iku adalah lava. Sementara iku produk letusan-bledosan-bongkaran gunung api disebut sebagai bom, laipili, dan tuffa. Eling wedhus gembel? Wedhus gembel iku isine bom, lapoli, tuffa dan bahan-bahan rombakan dari puncak dan lereng gunung api yang ikut tercerabut longsor dan terbawa.
Lava lebih tegas daripada tufa
Dia memberitahumu gunung apinya di mana
Tufa itu pengembara
Ribuan kilometer keliling dunia dia biasa
Kalau kita lihat singkapan batu yang berasal dari Lava dan apalagi kalau terlihat jelas struktur alirannya, mana hulu mana hilirnya, maka dengan mudah kita telusuri di mana asal kawah kepundan yang mengeluarkannya. Di kasus Letusan gunung Merapi misalnya, aliran lava itu nggak lebih dari 10 - 15 kilometer dari arah puncak gunungnya.
Beda dengan Tuffa. Tuffa bisa berupa debu yang dimuntahkan-dilontarkan ke udara sampai 2 - 6 kilometer di atas gunung apinya —makanya sering mengganggu penerbangan. Dan, tuffa bisa nyangkut terus di atmosfer kebawa ke mana-mana muteri dunia. Contohnya 1883 waktu Krakatau meletus; Eropa juga gelap gulita karena ketutup debu Krakatau itu.
Jadi Lava dan Tuffa iku pasangan serasi Gunung Api tipe Strato Indonesia.
Coba sampeyan pergi ke puncak Tangkuban Perahu atau ke arah Penanjakan Bromo deh. Lihat Dinding Kawah Ratu atau Dinding Kaldera Bromo, atau bahkan dinding Kawah Bromo sendiri. Akan sampeyan lihat selang seling garis-garis tuffa (hasil letusan) berselingan bergantian dengan lava (hasil lelehan). Indah, serasi, dan sexy!
Kalau aku tufamu, engkau lavaku
Bisakah kau kabarkan dimana rumah kepundan kita
Agar ku terbang kembali jadi partikel debu ke sana
Menyelang-nyelingi lava
Meski bukan yang tertinggi
Puncak gunung api adalah ekstasi
Karena pernah kita rasakan kedekatannya
Saat meletuskan tufa melelerkan lava
Gairah Indah
Lavaku, tufamu
Gunung api strato adalah kita