Blog Admin Blog Admin

Vulkanologi Rindu

Gunung api itu bagiku merepresentasikan estetika —keindahan, kekuatan sekaligus kelembutan, sensualitas-sexy dan sekaligus menyeramkan. Membangkitkan ketidak-berdayaan. Kombinasi dari semuanya itu akhirnya akan keluar dalam puji-pujian dan rasa bersyukur: tasbih, tahmid, tahlil dan takbir.

Lava lebih tegas daripada tufa
Dia memberitahumu gunung apinya di mana
Tufa itu pengembara
Ribuan kilometer keliling dunia dia biasa

Kalau aku tufamu, engkau lavaku
Bisakah kau kabarkan di mana rumah kepundan kita
Agar ku terbang kembali jadi partikel debu ke sana
Menyelang-nyelingi lava

Meski bukan yang tertinggi
Puncak gunung api adalah ekstasi
Karena pernah kita rasakan kedekatannya
Saat meletuskan tufa melelerkan lava
Gairah Indah

Lavaku, tufamu
Gunung api strato adalah kita

Jakarta - Bandung, 6 Juni 2014
Bekasi - Jakarta, 5 Juni 2017


Kiro-kiro ngene lho rek genah e.

Volkanologi iku ilmu sing membahas tentang Gunung Api (Volcano).

Lha Volkanologi Rindu iku “salah satu cabang” volkanologi.. Wkwkwkwkwk.

Gunung api itu bagiku merepresentasikan estetika —keindahan, kekuatan sekaligus kelembutan, sensualitas-sexy dan sekaligus menyeramkan. Membangkitkan ketidak-berdayaan. Kombinasi dari semuanya itu akhirnya akan keluar dalam puji-pujian dan rasa bersyukur: tasbih, tahmid, tahlil dan takbir.

Tasbih, tahmid, tahlil dan takbir iku seringkali metu dalam bentuk puisi.

Ada tiga jenis gunung api: yang suka meledak-meletus-menyembur disebut sebagai Cinder Cone Volcano (model corong); yang suka meleleh-meleler-mengalir disebut sebagai Shield Volcano (model tameng); dan, ini dia lakonnya, yang suka bergantian antara meletus-menyembur-meledak dengan meleleleh-meleler-mengalir berulang-ulang: disebut sebagai Strato Volcano alias Composite Volcano.

Gunung Api Tipe Berlapis (Strato)

Gunung Api Tipe Berlapis (Strato)

Gunung Api Tipe Perisai (Shield)

Gunung Api Tipe Perisai (Shield)

Gunung Api Tipe Corong Abu/Pasir (Cinder Cone)

Gunung Api Tipe Corong Abu/Pasir (Cinder Cone)

Hampir semua gunung api di Indonesia bertipe strato volcano iku. Mari mbhledos buanter menyembur kuat terus diakhiri dengan meleleh meleler kemana-mana bergantian. Jadi setelah energi utama dipakai untuk membongkar merombak morfologinya sendiri terutama di daerah puncak, kemudian energi yang tersisa dipakai memuntahkan-melelehkan-melelerkan lava yang masih menggelegak di dalam dapur magmanya. Saking “sugih”e dapur magma-e gunung-gunung api ndik Indonesia. Yo ngono iku sing terjadi di hampir 129 gunung api kita.

Lek gunung api cinder cone koyok Paricutin ndik Mexico, mari mbledosh nyembur pasir. Yo wis, entek magma-ne. Gak iso men-dhledek-kan keluar menjadi lava.

Gunung api Kilauea ndik Hawaii sing sampek sakiki metu terus magma-ne dhadi lava sing ngalir sampek nang laut iku termasuk gunung api tipe perisai alias Shield. Tidak ada letusan katastrofik yang menghancurkan morfologi kepundan/kawah, tapi dari awal yang keluar ya leleran lava alias batu “cair” puanas mongah-mongah koyok ngono. Walau kadang-kadang juga terlihat lava itu muncrat-muncrat membentuk kolom api nang ndhuwur e pusat erupsi tapi itu semua bukan karena ledakan membingkar morfologi tapi hanya pelepasan energi kekentalan di dalam lava nya sendiri.

Nah, produk leleran-lelehan sing dhlewer-dhlewer iku adalah lava. Sementara iku produk letusan-bledosan-bongkaran gunung api disebut sebagai bom, laipili, dan tuffa. Eling wedhus gembel? Wedhus gembel iku isine bom, lapoli, tuffa dan bahan-bahan rombakan dari puncak dan lereng gunung api yang ikut tercerabut longsor dan terbawa.

Lava lebih tegas daripada tufa
Dia memberitahumu gunung apinya di mana
Tufa itu pengembara
Ribuan kilometer keliling dunia dia biasa

Kalau kita lihat singkapan batu yang berasal dari Lava dan apalagi kalau terlihat jelas struktur alirannya, mana hulu mana hilirnya, maka dengan mudah kita telusuri di mana asal kawah kepundan yang mengeluarkannya. Di kasus Letusan gunung Merapi misalnya, aliran lava itu nggak lebih dari 10 - 15 kilometer dari arah puncak gunungnya.

Beda dengan Tuffa. Tuffa bisa berupa debu yang dimuntahkan-dilontarkan ke udara sampai 2 - 6 kilometer di atas gunung apinya —makanya sering mengganggu penerbangan. Dan, tuffa bisa nyangkut terus di atmosfer kebawa ke mana-mana muteri dunia. Contohnya 1883 waktu Krakatau meletus; Eropa juga gelap gulita karena ketutup debu Krakatau itu.

Jadi Lava dan Tuffa iku pasangan serasi Gunung Api tipe Strato Indonesia.

Coba sampeyan pergi ke puncak Tangkuban Perahu atau ke arah Penanjakan Bromo deh. Lihat Dinding Kawah Ratu atau Dinding Kaldera Bromo, atau bahkan dinding Kawah Bromo sendiri. Akan sampeyan lihat selang seling garis-garis tuffa (hasil letusan) berselingan bergantian dengan  lava (hasil lelehan). Indah, serasi, dan sexy!

Kalau aku tufamu, engkau lavaku 
Bisakah kau kabarkan dimana rumah kepundan kita
Agar ku terbang kembali jadi partikel debu ke sana
Menyelang-nyelingi lava

Meski bukan yang tertinggi
Puncak gunung api adalah ekstasi
Karena pernah kita rasakan kedekatannya
Saat meletuskan tufa melelerkan lava
Gairah Indah

Lavaku, tufamu
Gunung api strato adalah kita

Read More
Rilisan Online Admin Rilisan Online Admin

Tentang Video Viral Ceramah Cak Nun Tentang Energi dan Tanah Air yang Ditelanjangi

Aku ditanya keluargaku, ditanya konco-koncoku, wong-wong sekitarku tentang video viral Emha Ainun Najib (Cak Nun) ini. Apakah yang diceramahkan Cak Nun itu datanya valid?

Dirilis pertama di Facebook pribadi.

Aku ditanya keluargaku, ditanya konco-koncoku, wong-wong sekitarku tentang video viral Emha Ainun Najib (Cak Nun) ini. Apakah yang diceramahkan Cak Nun itu datanya valid?

Berikut ini penjelasanku sebagai orang yang sedikit belajar tentang geologi dan energi.

  1. Bahwa kata Cak Nun “gas dan energi” sudah akan beralih ke panas bumi. Yupps, kita SUDAH beralih tapi SERET. Kalaupun lancar, potensi panas bumi seluruh Indonesia yang bisa dijadikan energi (29 GWe) untuk kebutuhan seluruh rakyat Indonesia – bahkan untuk saat ini saja (60 GW) – TIDAK CUKUP. Harus ada sumber energi lain yang kita pakai selain panas bumi saat ini dan (apalagi) di masa mendatang (400 GW di tahun 2050, misalnya). PLTA (air) masih akan dipakai dan bertambah, demikian juga EBT lainnya seperti PLTB (bayu), PLTS (surya), PLTN (nuklir), PLT Biomassa, dan sebagainya. Dan, tentu saja, energi fosil masih akan tetap jadi andalan bahkan sampai 2050 nanti. Angka penggunaannya di Indonesia diperkirakan mencapai 69% di 2050 nanti. Jadi, statement beralihnya gas dan energi ke panas bumi hanya valid 50%.

  2. Bahwa semua gunung api yang ada potensi panas buminya sudah dikavling-kavling, dikontrak 30 – 40 tahun. Pernyataan ini valid 50% karena BELUM SEMUA potensi panas bumi dikontrakkan untuk dieksplorasi maupun dieksploitasi karena memang pemerintah nggak punya duit sendiri untuk melakukan E&P panas bumi itu. Juga, di seluruh dunia, pengusahaan E&P panas bumi (dan energi pada umumnya) memang dengan sistim kontrak atau royalti atau bagi hasil dan sebagainya; bukan dikerjakan sendiri oleh pemerintah. Paling jauh, pemerintah “mengerjakan sendiri” lewat perusahaan negara. Di Indonesia, Pertamina sebagai BUMN menguasai sebagian besar kontrak pengusahaan panas bumi di gunung-gunung api tersebut. Jadi, dikavling-kavling dan dikontrakkan dalam arti negatif berarti NGGAK VALID. Tapi, dalam arti positif, VALID. Yang berarti: DIKERJAKAN! Walaupun jumlahnya yang “semua” itu nggak valid.

  3. Pernyataan “Ya Merapi, ya Merbabu, di mana saja yang kira-kira ada panas buminya, sudah dijual oleh pemerintah tanpa kalian tahu,” adalah pernyataan yang tidak sejalan dengan statement sebelumnya yang “dikavling-kavling, dikontrakkan”. Dikontrakkan pengusahanya sangat berbeda dengan dijual. Nggak ada satu pun gunung api yang dijual. Yang ada adalah hak eksplorasi dan eksploitasi panas buminya dikontrakkan ke perusahaan E&P geotermal. Para kontraktor E&P itu jelas tidak berhak memiliki gunung api; baik itu tanah, hutan, area, maupun udaranya. Mereka hanya berhak mengeksplorasi (mencari) sumber panas buminya dan mengusahakannya menjadi listrik. That’s it!!!! Jadi, pernyataan penjualan gunung api itu 100% GAK VALID.

  4. Bahwa ada tiga lempeng benua di bawah pulau Jawa di area Pegunungan Kendeng di Jawa Tengah dan Jawa Timur, itu adalah pernyataan yang tidak valid. Pengetahuan tektonik kita saat ini hanya mengetahui bahwa di daerah dimaksudkan ada DUA lempeng benua yang berinteraksi, yaitu lempeng Benua Asia dan lempeng Benua Australia. Kalau ditambah dengan lempeng SAMUDRA (bukan Benua) maka memang ada tiga lempeng yang ketemu di bawah Jawa Tengah Jawa Timur. Jadi, yang valid: ada dua lempeng benua dan satu lempeng samudra yang ketemu di bawah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Note: Mungkin hal ini dikelirukan dengan pengetahuan umum geologi kita yang mengatakan bahwa Indonesia secara keseluruhan di bentuk oleh interaksi tiga lempeng yaitu lempeng Asia, lempeng Australia dan lempeng Pasifik! Tapi seharusnya itu dikatakan sebagai “ringkasan“ tektonik seluruh Indonesia, bukan di bawah Jawa Timur dan Jawa Tengah.

  5. Pernyataan tentang adanya cekungan-cekungan yang banyak hanya 50% valid. Memang cekungan-cekungan sedimen itu ada, tapi tidak “banyak”. Mungkin hanya lima – delapan cekungan saja (tergantung dari batasan kita tentang dimensi cekungan). Di daerah onshore Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian utara ada cekungan Zona Rembang, Zona Randu Blatung, dan Zona Kendeng. Di selatannya ada cekungan Yogyakarta dan Jawa Timur bagian selatan (Pacitan, Kediri, Malang, Pasuruan). Jumlah seluruh cekungan Indonesia yang dipetakan resmi oleh pemerintah adalah 128. Nah, apakah lima – delapan cekungan dibanding dengan 128 cekungan itu bisa dikategorikan sebagai BANYAK cekungan? Hmmmmm....

  6. Dan bahwa pernyataan tentang cekungan-cekungan sedimen itu diurutkan di cermah untuk menjustifikasi kekayaan panas bumi kita: NGGAK VALID!!! Cekungan-cekungan sedimen yang dimaksudkan itu berasosiasi dengan adanya energi migas dan batu bara sementara untuk panas bumi urusannya bukan dengan cekungan migas, melainkan dengan keberadaan gunung api yang posisinya membatasi cekungan-cekungan Jawa bagian utara dengan Yogyakarta dan Jawa Timur bagian selatan. Jadi: nggak nyambung!

  7. Pernyataan tentang “ada frame-frame yang merupakan pusat kekayaan Indonesia masa depan” membingungkan. Istilah frame-frame tidak valid secara ilmu kebumian. Mungkin yang dia maksud teranne (rimanya sama dengan frame). Teranne atau Teran (atau Mintakat) adalah potongan-potongan lempeng bumi (umumnya lempeng benua) yang berasal dari berbagai paleo-location kemudian mengalami pemecahan dan pemisahan yang pada akhirnya saling bertemu (karena mereka bergerak menjauh, mendekat, menggeser satu sama lainnya dalam teori tektonik lempeng) membentuk satu kumpulan terrane yang kemudian dilabeli sebagai lempeng Asia, lempeng Australia, dan sebagainya. Lalu, soal “pusat kekayaan Indonesia masa depan” itu juga belum dikuantifikasi secara kegeologian. Jadi: NGGAK VALID.

  8. Aku agak setuju dengan pernyataan “tanah air diudani (ditelanjangi) oleh orang luar negeri”. Itu terjadi karena karena kita malas untuk belajar tentang tanah air kita sendiri. Salah satu contoh: tidak akuratnya atau tidak validnya banyak aspek geologi “tanah air” yang diceritakan dalam ceramah itu menunjukkan bahwa kita tidak memahami tanah air kita sendiri.

  9. Maka sebagai orang yang sedikit lebih mengerti tentang geologi tanah air dibanding kebanyakan orang di Indonesia, aku merasa sangat berterima kasih dengan adanya video viral ceramah Cak Nun tentang panas bumi dan telanjang-menelanjangi tanah air itu. Karena apa? Dari situ kita disadarkan bahwa masih banyak tugas ke depan untuk mendidik bangsa Indonesia mengenali dirinya sendiri, tanah airnya sendiri. Sehingga nantinya para tokoh pimpinan masyarakat seperti Cak Nun pun dapat merujuk dengan gampang dengan mudah pada pengetahuan kita tentang geologi, panas bumi, migas Indonesia; tanpa harus salah-salah dan keliru dan membuat masyarakat bangsa ini makin terjerumus pada keterbelakangan ilmu dan persepsi.

Read More
Rilisan Online Admin Rilisan Online Admin

(Untuk Kepentingan Bangsa dan Negara — Tolong PING Saya)

Kalau anda tergugah dan merasa mau dan mampu melakukan hal-hal seperti yang tertulis di bawah ini untuk kepentingan bangsa dan negara (dan punya keleluasaan untuk melakukannya) - tolong PING saya:

Dirilis pertama di Facebook pribadi.

Kalau anda tergugah dan merasa mau dan mampu melakukan hal-hal seperti yang tertulis di bawah ini untuk kepentingan bangsa dan negara (dan punya keleluasaan untuk melakukannya) - tolong PING saya:

  1. Mengintegrasikan data baru geologi permukaan hasil pemetaan tiga tahun terakhir ini dengan informasi migas bawah permukaan dalam sintesa tektonik dan sistem minyak bumi daerah-daerah frontier dan rekomendasinya.

  2. Mengusulkan pemboran sumur-sumur stratigrafi di berbagai cekungan di Indonesia, tentunya dengan studi-studi secukupnya untuk menjustifikasinya.

  3. Mendelineasi daerah-daerah baru untuk spec-survey seismik dan airborne gravity, didahului dengan analisis cekungan untuk mendukung, meyakinkannya.

  4. Menganalisis kegagalan sumur-sumur eksplorasi sepuluh tahun terakhir di seluruh Indonesia dan mengusulkan tindak lanjutnya

  5. Me-review play, lead, prospek daerah blok KKKS, mengevaluasi kemungkinan analogi satu tahun dan lainnya, kemudian membuat rekomendasi prospect generation-nya (atau kerjakan sendiri sekalian), tawarkan ke KKKS yang berkepentingan, kalau perlu sole-risk drilling SKKMigas.

  6. Mencari Minas baru, Duri baru, Mahakam baru, Natuna D-alpha baru, Widuri baru, Cepu baru, Kasim baru, Tangguh baru di sela-sela kekosongan data cekungan Indonesia.

  7. Mengevaluasi sayap-sayap bukit Barisan, Pegunungan Tengah Jayawijaya, interior Kalimantan, dan seluruh Sundaland yang tenggelam untuk menghasilkan konsep-konsep petroleum system baru untuk dikerjakan.

  8. Memutakhirkan perhitungan sumber daya spekulatif dan hipotetis untuk cekungan-cekungan "utama" sekaligus merevisi hitungan sumber daya unconventional Indonesia.

  9. Menstimulasi pemecahan masalah imaging bawah permukaan daerah-daerah vulkanik, terutama di cekungan-cekungan yang terbukti punya indikasi petroleum system kuat tapi belum terbukti, dengan menggalang pemikiran para ahli untuk teknologi sub-vulkanik tersebut.

  10. Menuliskan ulang semua masalah non-teknis yang menghambat penemuan cadangan baru migas dan merekomendasikannya kepada Presiden untuk bisa serius ditangani minimal di level Menko.

Read More
Rilisan Online Admin Rilisan Online Admin

Tanya Jawab tentang Merapi

Pengetahuan kita tentang tipe letusan Merapi yang "non wedus-gembel" yaitu letusan eksplosif membentuk kolom vertikal yang seperti kita lihat sekarang agak terbatas, karena selama ini yang berulang hampir 5 tahun-an adalah letusan tipe "nue ardentee atau wedus gembel" itu.

Dirilis pertama di Facebook pribadi.

  1. Sampai kapan Merapi akan terus bergejolak? Bisa kah diperkirakan dan dipastikan?
    Seperti jawaban atas pertanyaan tentang proses berdimensi besar geologi lainnya yang menyebabkan bencana (rangkaian gempa-tsunami) perkiraan tentang kapan mulai dan kapan berakhirnya suatu periode proses tertentu mempunyai derajat ketidakpastian berbanding terbalik dengan pengetahuan kita akan proses tersebut dan seberapa lengkap/banyak jumlah data statistik empiris yang menunjang prediksi. Pengetahuan kita tentang tipe letusan Merapi yang "non wedus-gembel" yaitu letusan eksplosif membentuk kolom vertikal yang seperti kita lihat sekarang agak terbatas, karena selama ini yang berulang hampir 5 tahun-an adalah letusan tipe "nue ardentee atau wedus gembel" itu. Secara teori kegiatan letusan akan berkurang dan berhenti saat kandungan gas dalam magma berkurang dan atau energinya melemah, yang akan didahului dengan keluarnya lava leleran atau sumbat lava (lagi). Selain itu juga kegiatan gempa vulkaniknya akan mulai berkurang frekuensi dan besarannya, yang mana sampai tadi siang (7 November 2010) berita yang di-release mengindikasikan bahwa trend bacaan seismogram belum menunjukkan kecenderungan turun. Jadi masih belum dapat dipastikan berapa hari, minggu atau bulan lagi aktivitas Merapu periode ini akan berakhir. Pengamatan visual atas leleran lava di puncak dan juga monitoring trend gempa akan sangat membantu. Cek terus dengan kawan-kawan PVMBG di BPPTK Yogyakarta.

  2. Bagaimana penjelasan ilmiahnya?
    Lihat jawaban nomor 1.

  3. Faktor-faktor apa yang menyebabkan Merapai bergolak dan berhenti? Hitung-hitungannya bagaimana?
    Lihat jawaban nomor 1, plus tambahan bahwa adanya penunjaman lempeng samudra di selatan Jawa yang menyusup di bawah lempeng benua Asia yang bagian pinggiran atasnya menjadi tempat kita hidup di Sumatra-Jawa-Kalimantan ini yang penyusupannya di arah tersebut dimulai dan berlangsung terus sejak 32 juta tahun lalu (Oligocene) telah menyebabkan dinamika pembentukan jalur gunung api pada jarak 150km dari titik penujaman tersebut, yaitu dalam hal ini Merapi termasuk di dalam jalur tersebut. Merapi jadi paling aktif (empat - lima tahun sekali bergolak) kemungkinan karena posisinya pada blok Jawa Tengah yang selain disusupi dari selatan juga ditekan dari utara (lihat bentuk kelurusan pantai-pantai Jawa Tengah yang menjorok masuk ke dalam baik di utara maupun di selatan, lebih sempit dari luasan Jawa Barat dan atau Jawa Timur, itu sebagai ekspresi penekanan tersebut.)

  4. Benarkah letusan kali ini lebih besar dari tahun-tahun tahun sebelumnya? Mengapa?
    Ya, menurut data dalam 70 tahun terakhir memang ini yang terbesar, tapi pernah juga dicatat letusan tahun 30an yang hujan kerikilnya sampai di Madura, kemungkinan itu juga besar, dan kemungkinan juga tahun 1006 seperti dituliskan oleh van Bemmelen dalam bukanya Geology of Indonesia (1949), di mana disebutkan letusan besar tahun itu telah menghancurkan kerajaan Mataram Purba, mengubur candi Borobudur dan sebagainya.

  5. Benarkah letusan kali ini menciptakan alur baru lahar? Mengapa? Alur baru itu wilayah mana saja?
    Mungkin lebih tepatnya adalah aktifasi (pengaktifan kembali) alur-alur lahar lama, karena sebenarnyalah semua alur sungai di daerah radius seputaran Merapi yang tersusun dari aliran lahar memang merupakan alur-alur lahar sejak dulu kala, hanya saja dalam periode tertentu arahnya lebih ke barat, selatan atau timur dan sebagainya. Nah saat ini alur-alur lama kembali terisi efek endapan-endapan lahar maupun wedhus gembel Merapi.

  6. Jika demikian, berarti radius daerah rawan lebih meluas? Berapa ukurannya? Banyak desa yang harus dikosongkan?
    Radius daerah rawan bencana yang diperluas dari 15 kilometer menjadi 20 kilometer Jumat kemarin menurut saya tidak berhubungan langsung dengan alur-alur baru atau lama tapi dengan kekuatan energi luncuran dan jumlah material yang diluncurkan oleh proses awan panas wedhus gembel yang lebih besar dari sebelum-sebelumnya. Karena lebih besar maka radius jangkuannya menjadi lebih luas. Bukan karena alur-alurnya baru.

  7. Bagaimana dengan perhitungan mistik? Sering cocok kah? Atau tidak tepat? termasuk soal mitos asap Mbah Petruk?
    Saya tidak begitu mendalami soal hitung-hitungan mistik, tapi kalau soal mitos mBah Petruk saya cukup kenal ceritanya dari almarhum mertua saya yang asli Tompak, Ampel, Boyolali (lereng Merbabu-Merapi sebelah timur). Mbah Petruk itu kerabat moyangnya penduduk daerah lereng Merapi-Merbabu, dia sangat sakti dan gak pernah mandi, terus suatu saat menghilang saat terjerumus (dijerumuskan?) di suatu pusaran air (kedung) di sungai di daerah sana. Setelah itu kadang beliau muncul dalam penampakan jika terjadi atau akan terjadi hal-hal besar di sekitar daerah tersebut mengingatkan para kerabat dan turunannya. Itu saja yang saya tahu (dan memang kita sedang mengalami bencana besar saat ini).

  8. Apakah masyarakat akan dibiarkan mempercayai kalkulasi mistik tersebut?
    Lihat jawaban nomor 7. Tambahan: saya tidak tahu kalkulasinya yang mana, tapi kalau hal besar sedang terjadi, maka percaya tidak percaya memang bencana Merapi sedang terjadi.

  9. Kira-kira kapan lagi meletus? Jika rutin bagaimana melindungi penduduk?
    Kita tahu dari data empiris statistik bahwa periode aktivitas letusan Merapi itu pendek (lima tahunan), makanya dia disebut sebagai Gunung Api ter-aktif di dunia. Ini menjadi satu kerutinan juga telah disadari oleh Pemerintah khususnya jajaran Badan Geologi ESDM. Level kesadaran ini harusnya juga diterapkan di BNPB dalam rangka memitigasinya mengurangi risikonya bagi penduduk. Nampaknya setelah periode letusan Merapi ini BNPB harus konsentrasi full memitigasinya, mungkin dengan menata ulang memetakan daerah bahaya dan tata ruang secara keseluruhan (tentunya lintas sektoral juga).

  10. Benarkan akan menyuburkan lahan di sekitar letusan gunung termasuk pertanian penduduk? Alasan ilmiahnya?
    Benar, debu vulkanik mengandung zat yang menyuburkan tanah, terutama di daerah tropis seperti Indonesia. Alasan ilmiahnya bukan kompetensi kami, mudah-mudahan kawan-kawan dari Pertanian bisa lebih memberi pencerahan.

  11. Nah, soal pasir yang dihasilkan dari letusan kan biasanya menjadi ladang rezeki dan dijual? kira2 dari letusan sekarang volume-nya berapa?
    Pasir-pasir terkonsentrasi di alur-alur lahar yaitu di sungai-sungai yang berhulu di Merapi, di mana lahar sendiri merupakan bagian dari produk letusan gunung api tersebut. Kalau dari info BPPTK-PVMBG bahwa material yang sudah dimuntahkan Merapi mencapai 100 juta meter kubik, maka pasir-pasir yang akan jadi rezeki di alur2 sungai tersebut pastinya tidak akan melebihi jumlah tersebut volume-nya karena mereka hanya sebagian kecil saja proporsi-nya dari keseluruhan material vulkanik yang diluncurkan Merapi.

  12. Paska letusan nanti, upaya recovery-nya bagaimana? Butuh biaya berapa? Perlu relokasi penduduk tidak?
    Recovery-nya bagaimana dan butuh biaya berapa, nampaknya bukan kompetensi saya untuk menjawabnya. Tetapi jika menyangkut perlu relokasi penduduk atau tidak tergantung dari revisi peta daerah bahaya Merapi yang baru nanti. Di daerah bahaya satu yang baru nantinya tentunya perlu juga dipertimbangkan untuk merelokasi penduduknya kalau memang sebelumnya ada pemukiman di sana.

Read More