Rilisan Online Admin Rilisan Online Admin

Obrolan Migas Pagi-Pagi, Jelang 2014 yang Sebentar Lagi

Mas, apa kabar nih, sedang di mana? Mau nanya-nanya kalau studi untuk kandidat KSO atau PSC biayanya (resmi - gak resmi) sekitar berapa? Thanks.

Dirilis pertama di Facebook pribadi.

Mas, apa kabar nih, sedang di mana? Mau nanya-nanya kalau studi untuk kandidat KSO atau PSC biayanya (resmi - gak resmi) sekitar berapa? Thanks.

Kabar baik, rek. Aku sedang di Jakarta, balik dari Riau.

Kalo untuk kandidat PSC yang resmi studi dengan pemerintah disebut Join Evaluation, biaya resminya dulu sih 200 sampai dengan 300 ribu dolar (tergantung harga data juga ke PND) dibayarkan ke perguruan tinggi yang melaksanakan Join Evaluation. Yang gak resmi? ...entahlah, bisa dirasa tapi tidak bisa dilihat (kadang hanya berkelebat), mungkin bisa sampai ratusan ribuan dolar tambahan (wong di batubara saja biaya ngurus ini bisa sampai lima - sepuluh miliaran, je; apalagi ini di Migas).

Sudah jadi rahasia umum, daerah ex-relinquishment PSC yang masih "bagus" atau blok yang expired kontraknya tapi ada indikasi migasnya (meski hanya oil show) bisa jadi "barang dagangan" oknum-oknum yang memang dipasang di berbagai jalur untuk mendapatkan "sekadar" rente dari akuisisi PSC ini. Lima - sepuluh tahun yang lalu masih sempat kusaksikan "kelebatan" proses itu sampai membawa nama — bos (bos-bos) yang ada di sana (untuk menakut-nakuti?). Entah bos (bos-bos)nya tahu atau tidak, aku juga gak tau. Dan sempat juga kuingatkan mereka-mereka supaya janganlah berlaku seperti itu. Setelah itu, aku sudah gak main-main dekat-dekat dengan proses itu lagi. Selain "mengerikan", juga kehadiranku seringkali solah bikin mereka gerah, sehingga (katanya) ada perintah tak tertulis: kalau bisa jangan libatkan si Gondrong, kalau mau blok acquisition - join valuation anda aman dan lancar prosesnya. Hehhhehe...

Untuk kandidat KSO, aku gak tau mekanisme administrasinya. tapi untuk studinya sendiri bisa diperkirakan 100 - 200 ribuan (belum termasuk gerilya data ke individu-individu dan kelompok di perusahaan negara itu). Untuk biaya "administrasi-politiknya" mungkin lebih besar. Karena dari sinilah mereka mendapatkan duit setoran untuk yang harus disetori (buat partai juga? Wallahualam).

Hehehe....sip, makanya yang dapet KSO besar kayak Lapangan Cepu yang diprotes karyawan Pertamina itu dari grup yang berafiliasi dengan salah satu penguasa ya?

Wah, itu aku malah gak tau rek,... Hehhehehe... Oala Indonesia..Indonesia..

Thanks infonya mas...untuk joint evaluation harus ke perguruan tinggi ya?

Join evaluation harus dengan perguruan tinggi. Ada KepMen-nya.

Apa perguruan tinggi juga ikut main, mas?

Waduh, aku nggak tahu itu. Mudah-mudahan nggak, lah. Kalau ikutan "malak" minta fee ini itu jelas gak mungkin, wong semuanya tertulis resmi dalam kontrak.

Kalau ikutan jadi "penyalur" sebagian dana untuk dipasok ke para penguasa lewat kontrak-kontrak resmi itu mungkinkah, mas?

InsyaAllah nggak, lah. Lha wong perguruan tinggi itu termasuk di jajaran benteng terakhir moralitas keilmuan dan aplikasi kita, je. Mudah-mudahan nggak.

Mudah-mudahan mas,....Suwun mas!!! Sehat yo…!!

Sippp

Read More
Rilisan Online Admin Rilisan Online Admin

Litologi Partai

Tebak sendiri deh, warna Litologi Partai negeri mana ini?

Dirilis pertama di Facebook pribadi.

Warna kuning: simbol litologi Batu Pasir.

Berasosiasi dengan reservoir migas dan bisnis sumber daya alam lainnya (?). Yang kasar namanya Konglomerat. Yang halus susah dibedakan dari golongan lanau (yang masuk golongan warna hijau — meski agak kekuningan). Makin jauh dari sumbernya, batu pasir makin matang, walau sebenarnya mereka hasil "recycle" (daur ulang) saja. Biarpun banyak perkeliruan di masa lalu dari batuan sumbernya, dengan gelontoran uang dari utang dan ngemplang dan penguasaan media yang gila-gilaan, image-pun pelan-pelan diubah. Jangan sampai terlena.

Warna hijau: simbol litologi Lempung, Serpih, dan Lanau.

Kenampakannya halus, lembut, profan dan sering berasosiasi dengan agama (?). Sering juga jadi sisipan di mana-mana. Diendapkan dari suspensi air keruh, dengan mekanisme "falling out of suspension”.

Warna merah: simbol Batuan Beku.

Keras, sulit berubah dari waktu ke waktu, terutama dalam hal mencalonkan presiden yang meskipun gak laku tetap saja stock-nya yang itu-itu. Meski kadang digambari rajawali atau gambar sapi, tetap saja keras dan beku; malah sering menimbulkan kesan ngeri — kalau ditambah warna hitam (merah-hitam: satgas) atau putih (merah-putih: patriotisme yang kepleset jadi militerisasi).

Warna biru: Simbol Batu Gamping atau Endapan Kuarter, atau Badan Air.

Biru Batu gamping yang sudah tua dan terangkat ke permukaan cenderung digerogoti air tawar bereaksi membentuk rongga-rongga dan gua-gua membuatnya keropos dan tak berdaya. sudah  masanya turun dari tahta.

Biru Endapan Kuarter umurnya paling muda dari semua litologi yang ada, meskipun pimpinannya kelihatan tua brewokan dan pidatonya sok meniru bapaknya warna merah (?). Isinya sebenarnya daur ulang saja dari komponen batuan dan sedimen yang lebih tua.

Biru Badan Air bisa sungai, danau, estuaria, laguna ataupun samudra. Bergerak mengalir kemana-mana mengisi tempat yang rendah. Di satu sisi bisa dibilang opportunistik, di sisi lain punya kecenderungan seolah-olah demokratis. Padahal di intinya ada kengototan ideologi.

Warna coklat (agak kekuningan): Simbol Breksi — kadang-kadang konglomerat kadang-kadang politisi.

Breksi punya konotasi: provenance-nya (batuan sumbernya) dekat sekali, sehingga bentuk fragmen - butirannya tajam-tajam, tidak menunjukkan kematangan sama sekali.

Warna putih: tidak ada litologi alias blank alias kosong, bisa karena batunya lapuk semua, atau kita tidak tahu batunya apa. Sulit ditebak.

Padang rumput yang tanahnya subur dan banyak sapinya (?) biasanya penuh pelapukan yang digambar kosong putih tanpa litologi dalam peta dan kolom stratigrafi. (Maksa, wkwkwk)

Tebak sendiri deh, warna Litologi Partai negeri mana ini?

Read More
Rilisan Online Admin Rilisan Online Admin

Prospektor

Sumur minyak atau bukan itu rahasianya ada di perasaan, feeling, intuisi prospektornya — bukan di hitung-hitungan porositas dan saturasi dari analisa log-nya.

Dirilis pertama di Facebook pribadi.

(Coretan untuk kawan-kawan wellsite geologist.)

Sumur minyak atau bukan itu rahasianya ada di perasaan, feeling, intuisi prospektornya — bukan di hitung-hitungan porositas dan saturasi dari analisa log-nya.

Perasaan, feeling, intuisi prospektor itu dihasilkan dari pengamatan data lumpur, gas dan cutting yang keluar waktu ngebor, atau sekalian waktu ngetes; bukan dari hitung-hitungan log-nya.

Hitung-hitungan log dan warna-warni simbol yang ditampilkannya itu adalah konsumsi manajemen yang mau-maunya menelan ketidakpastian tahanan air formasi; di awal-awal, itulah yang selalu dijadikan justifikasi dan seringkali di akhir-akhir proses — setelah dites keluar minyak bumi atau air sama sekali. Maka dihitung ulang lah log tersebut, direvisi.

Dan akhirnya di zaman modern ini, hitung-hitungan log itulah yang dijadikan syarat penentuan apakah suatu sumur berminyak atau kering samasekali; kadang tidak peduli berapa angka yang dimasukkan untuk tahanan air formasi sehingga saturasi jadi memenuhi syarat berisi minyak bumi.

Tidak peduli juga apakah lumpur, cutting, dan gas yang keluar waktu pemboran punya cerita macam-macam variasi — malah terkadang menanyakan apakah mud log-nya ada atau tidak pun mereka tidak sempat-i (apalagi menelisiknya teliti).

Padahal sederhananya hitung-hitungan log itu tergantung: kamu maunya apa? Kalau mau minyak bumi maka tahanan air formasi kita turunkan sedemikian rupa sehingga saturasi air jadi di bawah 50% saja; kalau kamu mau gas maka tahanan air formasi kita naikkan sedikit sehingga saturasi air jadi antara 50 - 65% saja; kalau mau isinya air, lebih gampang lagi, pakai saja tahanan air formasi sama dengan rata-rata tahanan terbaca di tubuh reservoir-nya.

Jadi, kembali ke intuisi prospektor sejati, para penjaga sumur pemboran (mau disebut geologist, engineer, atau teknisi, sama saja) yang selalu setia memelototi lumpur, cutting, dan gas kromatografi; yang menunggu dan mencatat flare keluar atau minyak menyembur dari strings di es ti; di denyut nadi pori merekalah diletakkan taruhan apakah sumur kosong atau berisi.

Selamat bertugas untuk para wellsite engineer dan geologist; jadilah prospektor sejati — bukan sekadar jaga sumur, laporan deskripsi!

Read More
Rilisan Online Admin Rilisan Online Admin

Dialektika Optimisme - Eksplorasionis Sehati

Dirilis pertama di Facebook pribadi.

Vulkanik bisa jadi leleran atau terobosan sejajar lapisan atau vulkaniklastik, atau bahkan “sekedar” sedimen epiklastik biasa saja; di bawahnya dan sekitarnya masih ada sedimen pengisi cekungan lagi.

Kuarsit bisa jadi urat-urat terobosan, bisa jadi kuarsa biasa, bisa jadi cucian granit; di bawahnya masih ada sedimen pengisi cekungan lagi.

Argilit bisa jadi lempung efek bakar intrusi, bisa jadi tertekan kuat gesek patahan di dalam bumi; di bawahnya dan sekitarnya masih ada sedimen pengisi cekungan lagi.

Slate - Sabak bisa jadi milonit patahan, bisa jadi karbon yang sangat matang; di bawahnya masih ada sedimen pengisi cekungan lagi.

Filit bisa jadi sekedar argilit, apalagi bila tidak ditemukan cutting-cutting mineral spesifik matamorf litologi; di bawahnya masih ada sedimen pengisi cekungan lagi.

Sekis, Gneis bisa jadi hanya fragmen-fragmen batuan saja dalam endapan cucian batuan dasarnya; di bawahnya dan sekelilingnya masih ada sedimen pengisi cekungan lagi.

Marmer bisa jadi batu gamping yang terkena efek metamorfisme di zona-zona sesarnya, apalagi jika masing berselang-seling dengan adanya fosil maupun rongga-rongga gua (karena kalau sudah marmer semua: tak mungkin fosilnya selamat, dan seharusnya semua rongga merapat); di bawahnya masih mungkin ada sedimen pengisi cekungan lagi.

Ayo semuanya: kita lihat lagi batuan-batuan dasar hati  siapa tahu masih bisa kita dapati: sedimen-sedimen sumber, pembawa dan pemerangkap: minyak dan gas bumi yang tersembunyi, di bawahnya lagi.

Read More
Rilisan Online Admin Rilisan Online Admin

(32.000 Liter Air itu Amblas Begitu Saja)

Dirilis pertama di Facebook pribadi.

Yups, 32.000 liter air itu amblas begitu saja ke dalam lubang, bukan meresap, tapi amblas alias total loss. Dan jumlah itu ekuivalen dengan 32.000 kubik ruang kosong.

Lebar teras 5 adalah 15 meter, tebal tembok/bangunan penutup di bagian barat dan timur masing-masing max 1,5 meter, jadi kemungkinan panjang "ruang" kosong di bawah teras 5 dari barat ke timur = 15 meter - (2x1.5) meter = 12 meter. Air mulai loss di kedalaman 8 meter, dan dari density log dan keberadaan tanah (paleosol) pada kedalaman 8 meter dan 10 meter diperkirakan tinggi ruang tersebut adalah dua meter (dikonfirmasi juga dengan alat logging densitas yang diturunkan ke dalam lubang yang menunjukkan adanya anomali densitas rendah banget di kedalaman 8 dan 10 meter tersebut).

Jadi, 32.000 liter air yang amblas ke dalam lokasi bawah permukaan teras 5 itu kemungkinan masuk ke dalam rongga yang minimum ukurannya 32 meter kubik alias tinggi 2 meter, lebar barat-timurnya 12 meter dan lebar utara-selatannya "sementara ini" 1,3 meter. Bisa lebih besar lagi, kalau pengisian air "diteruskan". Note: pemboran dihentikan pada kedalaman 14 meter karena sudah masuk ke zona batuan andesit segar (fresh bed-rock). Karena pemboran dihentikan, maka pemompaan air/lumpur pemboran juga selesai.

Pengisian rongga secara tidak sengaja dengan air/lumpur pemboran 32.000 liter itu masih belum memenuhi maximum capacity. Kalau maximum: maka air akan luber balik lagi ke permukaan lewat lubang pemboran. Sama sekali belum terjadi "Mud Return" sampai ke TD di 14 meter. Artinya: ya masih buanyak volume rongganya yang harus diisi supaya penuh. Makanya aku tulis: minimum 1,3 meter memanjang utara selatannya (lebar barat timur max 12 meter dan tinggi rongga sementara max 2 meter dari data pemboran dan logging, maka satu-satu variabel dimensi panjang yang belum ter-constrain adalah lebar rongga utara-selatan, yang sementara ini dihitung minimum 1,3 meter untuk mengakomodasi 32.000 liter air itu)

Perhatikan juga di GP-2 teras 5 pemboran inti Februari 2012 tahun lalu: "pasir piramida" yang membuat partial loss (bukan total loss seperti sekarang ini) dan membuat pipa terjepit-jepit itu kedalamannya juga dari 8meter sampai 10 meter!!!! What a coincident!???? Bukan kebetulan!!!

Read More