Exploration Geologist: Lateral Thinker: Anomaly Picker

Dirilis pertama di Facebook pribadi.

(Tetap saja butuh referensi vertikal dan pengetahuan sistematis tentang keteraturan normal.)

Exploration geologist harus banyak membaca, banyak berinteraksi dan diskusi, baik dengan buku tertulis, buku alam, maupun dengan sesama murid alam. Kita butuh sistematika untuk menjadi tidak sistematis, kita butuh vertikal untuk jadi lateral, kita butuh keteraturan untuk mendapatkan anomali. Dan semuanya itu hanya bisa didapatkan dari interaksi/pergaulan dengan objek langsung maupun tak langsung. Mereka yang mengasingkan dirinya dari pergaulan itu dan mendasarkan kerja pikir hanya dari interaksi batin retrospeksi bicara sendiri, akan terkena sindrom kebenaran semu, partial, tak berlaku umum, tak teruji, dan bahkan kemungkinan juga bisa jadi gila.

Lateral thinker mustinya juga punya referensi sistematika "vertical thinking"nya. Tanpa referensi vertikal, tidak ada yang namanya lateral (horizontal). Tanpa pengetahuan yang sistematis tentang suatu hal, akan sulit bagi seseorang untuk merumuskan sesuatu yang keluar jalur/keluar dari sistematika yang ada. Lha wong sistematikanya saja dia tidak tahu, bagaimana mungkin dia meretas jalan keluar secara lateral, kecuali:

  1. Orang yang gifted (diberkati/punya kelebihan dari sononya yang tidak bisa dinalar),

  2. Paranormal (yang tidak perlu menjelaskan sistematika ilmiah apapun juga),

  3. Atau ya itu tadi yang kusebutkan di awal-awal: Gila! 

Mencari hidrokarbon (dan emas, dan tembaga, dan perak, dan nikel, dan lain lain) adalah mencari anomali, mencari yang tidak umum, mencari yang belum ketemu. Mengidentifikasi sayatan seismik yang berpola seperti jalur kereta api (railroad track) perlu dilakukan supaya kita bisa melihat kontras apabila ada bentukan anomali lengkungan antiklin atau patahan yang mengganggu pola teratur normal railroad track tersebut. Di anomali lengkungan atau patahan itulah kemungkinan hidrokarbon terjebak.

Ketika tiba saatnya seorang murid meneriakkan, "aku telah menemukannya!" Maha gurunya pun tersenyum dari tahta yang tinggi, “aku yang menemukanmu!”

Dan kita tak henti-hentinya: menyusun balok-balok teratur itu untuk landasan jinjit menggapai-Nya dengan juluran pikir lateral-mencari anomali-mengeksplorasi.

Previous
Previous

Pinggiran Banyumas: Dirembesi Minyak, Diterobosi Emas

Next
Next

Delta-delta Jiwa Merdeka: dari "Confined" ke "Unconfined", dari Sesuatu yang Terbatas Kemudian Dilepaskan Dibebaskan