(Heboh Info Katastrofe Geologi Pagi-Pagi — untuk Direnungi)

Dirilis pertama di Facebook pribadi.

Kalau peningkatan kegiatan vulkanisme (letusan gunung berapi) dalam skala masif menyebabkan pemanasan global, nampaknya lebih mudah dicerna logika falsifikasinya, karena sebenarnya letusan-letusan gunung api super katastrofe level dunia malah menyebabkan pendinginan global bukan pemanasan global. Debunya akan mengambang di stratosfer berwaktu-waktu masa sehingga menyebabkan global winter bertahun-tahun seperti diindikasikan di kasus super-volcano Toba atau letusan kaldera Tambora.

Tapi kalau sebaliknya: "apakah pemanasan global bisa menyebabkan peningkatan aktivitas vulkanisme global", nampaknya perlu lebih hati-hati menyikapinya.

Mungkin logika hipotesis pernyataan nomor dua di atas adalah sebagai berikut:

  1. Pemanasan global menyebabkan pencairan es di kutub,

  2. Pencairan es di kutub menyebabkan kenaikan muka air laut,

  3. Kenaikan muka air laut menyebabkan pertambahan volume air laut di samudra,

  4. Penambahan volume air laut di samudra-samudra menyebabkan penambahan beban tekanan - stres pada lempeng samudra,

  5. Penambahan beban tekanan - stres pada lempeng samudra menyebabkan peningkatan kecepatan subduksi/penunjaman lempeng, dan

  6. Peningkatan kecepatan subduksi/penunjaman lempeng menyebabkan peningkatan aktivitas tektonik (kegempaan) dan vulkanik ( letusan gunung api)

Nah, kalau ada yang berminat membuktikan atau memfalsifikasi hipotesis di atas, monggo dibikin perhitungan-perhitungan kinematika dan dinamika litosfer dan hidrosfernya.

Siapa tahu hitung-hitungannya pas dan hipotesis tadi terbukti dengannya?

Previous
Previous

(Tidak Semua Mesozoik di Indonesia Hanya Menghasilkan Gas)

Next
Next

Tidak Ada Intrusi Air Laut di Bawah Monas (+ Teluk Jakarta adalah Tinggian Tektonik yang Bikin Jakarta “Turun” Terus)