Koreksi Cadangan Gas Indonesia!!

Dirilis pertama di Facebook pribadi.

Meneruskan aspirasi stakeholder saya dari IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia) yang baru saja selesai menyelenggarakan konvensi tahunannya hari ini, saya meminta supaya gas Natuna D-Alpha yang 45TCFG itu dihapuskan saja dulu dari angka cadangan Indonesia untuk perencanaan Kebijakan Energi Nasional paling tidak sampai 2025.

Alasannya karena toh dalam sepuluh tahun ke depan tidak mungkin secara ekonomis sumber daya di situ dialirkan menjadi energi. CO2-nya yang tinggi dan persaingannya dengan gas-gas murah dari luar negeri maupun dalam negeri lainnya membuat peringkatnya menjadi sekedar Contingent Resources: Development not Viable.

Jadi mungkin sekarang kita hanya tinggal punya cadangan gas 105-110 TCF Gas saja — dari yang semula dianggap 150+ TCFG- untuk direncanakan dipakai sebagai modal pembangunan ke depan. Bisa jadi lebih cepat lagi kita menjadi Net Gas Importer. Kecuali hitungan ekonomi tidak menjadi dasar pertimbangan, insentif-intentsif kita obral, asalkan gas Natuna D-Alpha itu bisa diproduksi dijadikan energi. Tentu saja bukan untuk kita jual keluar. Tapi untuk menerangi kehidupan dan industrialisasi di negeri sendiri: Kalimantan Barat dan Sumatra, misalnya.

Atau biar saja dia tersimpan di bawah bumi di bawah laut Natuna sana, sebagai cadangan strategis Indonesia, yang mana hal tersebut juga diamanatkan dalam Kebijakan Energi Nasional kita. Selama ini Indonesia belum pernah punya Cadangan Strategis dan Cadangan Penyangga. Di dalam KEN kedua hal itu sekarang jadi tanggung jawab pemerintahan kita. Kalau tidak diupayakan, rakyat bisa menuntut pemimpinnya gak bener kerja. Tentu saja, supaya Cadangan Strategis Gas Natuna itu sewaktu-waktu bisa dengan cepat dipergunakan, dia harus terus menerus kita persiapkan pengalirannya (termasuk urusan CO2 dan CCS-nya) secara bertahap sesuai dengan prioritas dan kemampuan kita.

Dengan demikian, perencanaan umum energi kita ke depan, terutama gas, menjadi lebih realistis, tidak mengawang-awang dengan angka-angka resources-reserve yang tidak berkepastian juntrungannya.

Tentu saja saran di atas itu tidak terlepas dari rangkaian besar aspirasi untuk meningkatkan usaha eksplorasi sumber daya kebumian Indonesia, termasuk migas, dengan cara yang lebih cerdas dari cara yang selama ini dilakukan, sehingga Rasio Keberhasilan eksplorasi bisa ditingkatkan dan cadangan energi terbukti Indonesia jadi meningkat secara signifikan untuk menolong krisis energi yang terus menerus terjadi sampai saat ini.

Untuk cara eksplorasi yang lebih cerdas itu akan saya uraikan dalam internal memo berikut-berikutnya.

Previous
Previous

Profesor Merdeka!

Next
Next

Monster & Kesatria