Menggeologikan Dikotomi
Dirilis pertama di Facebook pribadi.
Dikotomi antara Kontinuitas dan Diskritisasi, antara Keselarasan dan Katastrofe, maupun antara Evolusi dan Revolusi; sejatinya adalah masalah dimensi.
Orang-orang yang berpikiran dan bertindak besar sering dijuluki "Revolusioner" oleh mereka yang berpikiran sempit dan bertindak selangkah-selangkah. Padahal bagi para "pembesar" dunia itu gerak langkah mereka terasa sebagai evolusi yang kontinu belaka.
Penunjaman lempeng dengan sederhana direpresentasikan sebagai proses kontinu yang selaras dengan enam atau tujuh atau berapa pun centimeter per tahunnya. Tetapi sebenarnya gerakan itu diwakili oleh gempa katastrofe yang melentingkan slab kerak panjang 100 – 1000 kilometer, lebar 50 – 100 kilometer, dan tebal 30 – 50 kilometer; sejauh sekitar 10 – 20 meter setiap sekitar 300 – 400 tahun periodisasi. Dan apabila kebetulan ada manusia dan kebudayaannya terlibat di dalamnya, maka diskrit katastrofe revolusi lah yang terasa!!!
Mereka yang menghayati proses-proses geologi dalam keterbatasan kapasitas rentang hidupnya adalah mereka yang mengontinukan yang diskrit dan mendisritkan yang kontinu, mereka yang merevolusikan evolusi dan mengevolusikan revolusi, dan mereka yang mengatastrofekan keselarasan dan menyelaraskan katastrofe.