(Merekam Sifat Benda Melalui Prinsip Fisika dan Geologi)

Dirilis pertama di Facebook pribadi.

Geolistrik, georadar, geomagnet, borehole log, downhole camera, semuanya itu hanya alat perekam. Hasil rekamannya juga harus diinterpretasi. Alat-alat itu merekam sifat-sifat fisika dari obyek/benda fisik yang dalam domain penelitian kami di geologi biasanya berupa lapisan batuan, rongga, fluida pengisi rongga (bisa gas/udara atau cairan), dan sejenisnya. Interpretasi sifat fisik yang terekam di alat-alat tersebut dilakukan dengan menggunakan prinsip fisika dan geologi.

Tergantung dari kebiasaan, kebisaan, dan pengalaman geoscientist-nya, interpretasi bisa bermacam-macam. Pengalaman dan referensi geoscientist dalam mengenali bentuk-bentuk alami "geologi" (terobosan magma, leleran lava, patahan dan sebagainya) versus bentuk-bentuk non-alami seperti bunker (tempat persembunyian Tomy Soeharto dulu), lorong gua Jepang Dago Pakar, dan sebagainya menjadi sangat penting dalam menganalisis validitas interpretasi. Untuk membuktikan interpretasi tersebut biasanya kita lakukan trenching atau drilling pengambilan inti batuan dan sekaligus keratan (cuttings) batuannya. Kalau ketemu rongga kita akan turunkan downhole camera dan sebagainya.

Dalam kasus Gunung Padang, drilling baru dilakukan di dua lokasi, dan temuan sementara menunjukkan ada anomali dari hubungan stratigrafi perlapisan dari satu lokasi ke lokasi lainnya yang hanya berjarak sekitar 30 meter (dan minggu lalu digali-ekskavasi, ternyata memang anomali itu terbukti salah satunya: ada tanah penutup di teras lima sementara di teras tiga tidak ada tanah penutupnya). Yang diinterpretasikan sebagai "ruang" dangkal dari gambaran geolistrik/gpr di teras lima ternyata dari pemboran terbukti sebagai zona yang bagian atasnya terisi pasir kering setinggi/setebal dua meter di kedalaman 7,5 meter (setelah tembus lapisan tanah penutup), dan seterusnya. Zona tersebut tidak kita jumpai di pemboran lobang satu di teras tiga, yang mana itu juga merupakan "anomali" dari segi geologi.

Sebenarnya ultimate truth-nya berupa ekskavasi bisa secara sistematis (tidak terburu-uru) dipilah dan ditata prosedur pembuktiannya supaya efisien dan efektif: kapan dan mana dulu yang diekskavasi, dan sebagainya...

Previous
Previous

Pesan Pagi-Pagi

Next
Next

(Urat Emas dan Penggelontoran Dana)