Sabtu Sarapan Kipas Aluvial di Tepi Danau

Dirilis pertama di Facebook pribadi.

Kipas aluvial tidak mengalir dan diendapkan setiap hari. Mereka membanjir bandang setiap beberapa puluh hingga ratus tahun sekali. Itu pun hanya sehari hingga dua beberapa hari.

Seperti banjir bandang Wasior 2010 yang lalu, yang dengan atau tanpa pembalakan hutan pun dia akan bergerak men"debris-flow"kan tubuh regolith-nya karena jenuh air hujan berkepanjangan dan sudah melewati "angle-of-repose"nya yang digariskan alam, di zona patahan Ransiki yang mengaktifkan gerakan. Sehari-hari kemudian, hanya alur-alur sungai "kecil" di permukaan kipas aluvial yang akan tertinggal.

Itulah sebabnya kadang kita jumpai bed-stream traksi dengan dasar saluran minor-minor saja menumpang sedikit menggerus di atas endapan-endapan upper-fan dan mid-fan. Jangan kelirukan mereka dengan distal-fan, karena mereka hanya tumpangan minor, sementara distal-fan itu sebenarnya selang-seling sungai-teranyam setengah meandering dengan sisa-sisa turbidit graded-bedding banjir bandang yang lebih regional.

Kipas aluvial dari tinggian granit yang kaya kuarsa: menghasilkan upper-fan, middle-fan, lower-fan, dan bed-stream channel yang kaya kuarsa juga.

Kipas aluvial dari tinggian purba granit yang kaya kuarsa yang berada di pinggiran (dan masuk ke) danau-danau tektonik yang dalam: akan punya kesempatan dialiri pelepasan hidrokarbon dari dapur endapan lakustrin yang matang karena terpendam.

Tinggal cari seal yang bisa menahan.

Previous
Previous

(Gempa Wingi Opo Ora Terdeteksi Sa'durunge?)

Next
Next

Takhayul Geologi