Litologi Partai
Tebak sendiri deh, warna Litologi Partai negeri mana ini?
Dirilis pertama di Facebook pribadi.
Warna kuning: simbol litologi Batu Pasir.
Berasosiasi dengan reservoir migas dan bisnis sumber daya alam lainnya (?). Yang kasar namanya Konglomerat. Yang halus susah dibedakan dari golongan lanau (yang masuk golongan warna hijau — meski agak kekuningan). Makin jauh dari sumbernya, batu pasir makin matang, walau sebenarnya mereka hasil "recycle" (daur ulang) saja. Biarpun banyak perkeliruan di masa lalu dari batuan sumbernya, dengan gelontoran uang dari utang dan ngemplang dan penguasaan media yang gila-gilaan, image-pun pelan-pelan diubah. Jangan sampai terlena.
Warna hijau: simbol litologi Lempung, Serpih, dan Lanau.
Kenampakannya halus, lembut, profan dan sering berasosiasi dengan agama (?). Sering juga jadi sisipan di mana-mana. Diendapkan dari suspensi air keruh, dengan mekanisme "falling out of suspension”.
Warna merah: simbol Batuan Beku.
Keras, sulit berubah dari waktu ke waktu, terutama dalam hal mencalonkan presiden yang meskipun gak laku tetap saja stock-nya yang itu-itu. Meski kadang digambari rajawali atau gambar sapi, tetap saja keras dan beku; malah sering menimbulkan kesan ngeri — kalau ditambah warna hitam (merah-hitam: satgas) atau putih (merah-putih: patriotisme yang kepleset jadi militerisasi).
Warna biru: Simbol Batu Gamping atau Endapan Kuarter, atau Badan Air.
Biru Batu gamping yang sudah tua dan terangkat ke permukaan cenderung digerogoti air tawar bereaksi membentuk rongga-rongga dan gua-gua membuatnya keropos dan tak berdaya. sudah masanya turun dari tahta.
Biru Endapan Kuarter umurnya paling muda dari semua litologi yang ada, meskipun pimpinannya kelihatan tua brewokan dan pidatonya sok meniru bapaknya warna merah (?). Isinya sebenarnya daur ulang saja dari komponen batuan dan sedimen yang lebih tua.
Biru Badan Air bisa sungai, danau, estuaria, laguna ataupun samudra. Bergerak mengalir kemana-mana mengisi tempat yang rendah. Di satu sisi bisa dibilang opportunistik, di sisi lain punya kecenderungan seolah-olah demokratis. Padahal di intinya ada kengototan ideologi.
Warna coklat (agak kekuningan): Simbol Breksi — kadang-kadang konglomerat kadang-kadang politisi.
Breksi punya konotasi: provenance-nya (batuan sumbernya) dekat sekali, sehingga bentuk fragmen - butirannya tajam-tajam, tidak menunjukkan kematangan sama sekali.
Warna putih: tidak ada litologi alias blank alias kosong, bisa karena batunya lapuk semua, atau kita tidak tahu batunya apa. Sulit ditebak.
Padang rumput yang tanahnya subur dan banyak sapinya (?) biasanya penuh pelapukan yang digambar kosong putih tanpa litologi dalam peta dan kolom stratigrafi. (Maksa, wkwkwk)
Tebak sendiri deh, warna Litologi Partai negeri mana ini?
Prospektor
Sumur minyak atau bukan itu rahasianya ada di perasaan, feeling, intuisi prospektornya — bukan di hitung-hitungan porositas dan saturasi dari analisa log-nya.
Dirilis pertama di Facebook pribadi.
(Coretan untuk kawan-kawan wellsite geologist.)
Sumur minyak atau bukan itu rahasianya ada di perasaan, feeling, intuisi prospektornya — bukan di hitung-hitungan porositas dan saturasi dari analisa log-nya.
Perasaan, feeling, intuisi prospektor itu dihasilkan dari pengamatan data lumpur, gas dan cutting yang keluar waktu ngebor, atau sekalian waktu ngetes; bukan dari hitung-hitungan log-nya.
Hitung-hitungan log dan warna-warni simbol yang ditampilkannya itu adalah konsumsi manajemen yang mau-maunya menelan ketidakpastian tahanan air formasi; di awal-awal, itulah yang selalu dijadikan justifikasi dan seringkali di akhir-akhir proses — setelah dites keluar minyak bumi atau air sama sekali. Maka dihitung ulang lah log tersebut, direvisi.
Dan akhirnya di zaman modern ini, hitung-hitungan log itulah yang dijadikan syarat penentuan apakah suatu sumur berminyak atau kering samasekali; kadang tidak peduli berapa angka yang dimasukkan untuk tahanan air formasi sehingga saturasi jadi memenuhi syarat berisi minyak bumi.
Tidak peduli juga apakah lumpur, cutting, dan gas yang keluar waktu pemboran punya cerita macam-macam variasi — malah terkadang menanyakan apakah mud log-nya ada atau tidak pun mereka tidak sempat-i (apalagi menelisiknya teliti).
Padahal sederhananya hitung-hitungan log itu tergantung: kamu maunya apa? Kalau mau minyak bumi maka tahanan air formasi kita turunkan sedemikian rupa sehingga saturasi air jadi di bawah 50% saja; kalau kamu mau gas maka tahanan air formasi kita naikkan sedikit sehingga saturasi air jadi antara 50 - 65% saja; kalau mau isinya air, lebih gampang lagi, pakai saja tahanan air formasi sama dengan rata-rata tahanan terbaca di tubuh reservoir-nya.
Jadi, kembali ke intuisi prospektor sejati, para penjaga sumur pemboran (mau disebut geologist, engineer, atau teknisi, sama saja) yang selalu setia memelototi lumpur, cutting, dan gas kromatografi; yang menunggu dan mencatat flare keluar atau minyak menyembur dari strings di es ti; di denyut nadi pori merekalah diletakkan taruhan apakah sumur kosong atau berisi.
Selamat bertugas untuk para wellsite engineer dan geologist; jadilah prospektor sejati — bukan sekadar jaga sumur, laporan deskripsi!
Dialektika Optimisme - Eksplorasionis Sehati
Dirilis pertama di Facebook pribadi.
Vulkanik bisa jadi leleran atau terobosan sejajar lapisan atau vulkaniklastik, atau bahkan “sekedar” sedimen epiklastik biasa saja; di bawahnya dan sekitarnya masih ada sedimen pengisi cekungan lagi.
Kuarsit bisa jadi urat-urat terobosan, bisa jadi kuarsa biasa, bisa jadi cucian granit; di bawahnya masih ada sedimen pengisi cekungan lagi.
Argilit bisa jadi lempung efek bakar intrusi, bisa jadi tertekan kuat gesek patahan di dalam bumi; di bawahnya dan sekitarnya masih ada sedimen pengisi cekungan lagi.
Slate - Sabak bisa jadi milonit patahan, bisa jadi karbon yang sangat matang; di bawahnya masih ada sedimen pengisi cekungan lagi.
Filit bisa jadi sekedar argilit, apalagi bila tidak ditemukan cutting-cutting mineral spesifik matamorf litologi; di bawahnya masih ada sedimen pengisi cekungan lagi.
Sekis, Gneis bisa jadi hanya fragmen-fragmen batuan saja dalam endapan cucian batuan dasarnya; di bawahnya dan sekelilingnya masih ada sedimen pengisi cekungan lagi.
Marmer bisa jadi batu gamping yang terkena efek metamorfisme di zona-zona sesarnya, apalagi jika masing berselang-seling dengan adanya fosil maupun rongga-rongga gua (karena kalau sudah marmer semua: tak mungkin fosilnya selamat, dan seharusnya semua rongga merapat); di bawahnya masih mungkin ada sedimen pengisi cekungan lagi.
Ayo semuanya: kita lihat lagi batuan-batuan dasar hati siapa tahu masih bisa kita dapati: sedimen-sedimen sumber, pembawa dan pemerangkap: minyak dan gas bumi yang tersembunyi, di bawahnya lagi.
(32.000 Liter Air itu Amblas Begitu Saja)
Dirilis pertama di Facebook pribadi.
Yups, 32.000 liter air itu amblas begitu saja ke dalam lubang, bukan meresap, tapi amblas alias total loss. Dan jumlah itu ekuivalen dengan 32.000 kubik ruang kosong.
Lebar teras 5 adalah 15 meter, tebal tembok/bangunan penutup di bagian barat dan timur masing-masing max 1,5 meter, jadi kemungkinan panjang "ruang" kosong di bawah teras 5 dari barat ke timur = 15 meter - (2x1.5) meter = 12 meter. Air mulai loss di kedalaman 8 meter, dan dari density log dan keberadaan tanah (paleosol) pada kedalaman 8 meter dan 10 meter diperkirakan tinggi ruang tersebut adalah dua meter (dikonfirmasi juga dengan alat logging densitas yang diturunkan ke dalam lubang yang menunjukkan adanya anomali densitas rendah banget di kedalaman 8 dan 10 meter tersebut).
Jadi, 32.000 liter air yang amblas ke dalam lokasi bawah permukaan teras 5 itu kemungkinan masuk ke dalam rongga yang minimum ukurannya 32 meter kubik alias tinggi 2 meter, lebar barat-timurnya 12 meter dan lebar utara-selatannya "sementara ini" 1,3 meter. Bisa lebih besar lagi, kalau pengisian air "diteruskan". Note: pemboran dihentikan pada kedalaman 14 meter karena sudah masuk ke zona batuan andesit segar (fresh bed-rock). Karena pemboran dihentikan, maka pemompaan air/lumpur pemboran juga selesai.
Pengisian rongga secara tidak sengaja dengan air/lumpur pemboran 32.000 liter itu masih belum memenuhi maximum capacity. Kalau maximum: maka air akan luber balik lagi ke permukaan lewat lubang pemboran. Sama sekali belum terjadi "Mud Return" sampai ke TD di 14 meter. Artinya: ya masih buanyak volume rongganya yang harus diisi supaya penuh. Makanya aku tulis: minimum 1,3 meter memanjang utara selatannya (lebar barat timur max 12 meter dan tinggi rongga sementara max 2 meter dari data pemboran dan logging, maka satu-satu variabel dimensi panjang yang belum ter-constrain adalah lebar rongga utara-selatan, yang sementara ini dihitung minimum 1,3 meter untuk mengakomodasi 32.000 liter air itu)
Perhatikan juga di GP-2 teras 5 pemboran inti Februari 2012 tahun lalu: "pasir piramida" yang membuat partial loss (bukan total loss seperti sekarang ini) dan membuat pipa terjepit-jepit itu kedalamannya juga dari 8meter sampai 10 meter!!!! What a coincident!???? Bukan kebetulan!!!
Batunya Salah
Aneh tapi nyata. Ada yang begitu tergila-gilanya pada bacaan alat dan interpretasi sampai-sampai ketika diunjukkan hasil pemboran inti di titik ukurnya, masih juga berkilah: SALAH! BATUAN ITU SALAH! Harusnya dengan resistiviti segitu batunya bukan itu! LHO?!
Dirilis pertama di Facebook pribadi.
Aneh tapi nyata. Ada yang begitu tergila-gilanya pada bacaan alat dan interpretasi sampai-sampai ketika diunjukkan hasil pemboran inti di titik ukurnya, masih juga berkilah: SALAH! BATUAN ITU SALAH! Harusnya dengan resistiviti segitu batunya bukan itu! LHO?!
Lebih seru lagi ketika diingatkan: dalam sayatan anda gambarkan lempung setebal 40 meter melampar ke mana-mana, padahal ini lingkungan pantai berpasir kasar yang dari data stratigrafi pemborannya tidak pernah ketemu lempung sebegitu tebalnya! Apa jawabnya? Saya melihat data pak, kalau datanya menunjukkan seperti itu mau apa? "Datanya apa?" Tanyaku. Lha ini: resistiviti segini ini sepanjang kedalaman ini khan harusnya lempung, pak?!!
WHATT?!!! Itu resistiviti, ... bukan BATU!! Kalau data batu dari pemboran dan dari lingkungan geologinya tidak pernah ada lempung setebal itu, ya jelas-jelas interpretasi resistiviti anda harus dikalibrasi ulang!
Nggak bisa, pak; itu batu dan geologinya yang harus dikoreksi. Alat ini canggih, resistivitinya real, fakta, tidak mungkin menipu atau salah: resistiviti segitu di mana-mana adalah lempung. Saya ini geologist juga lah pak, dan saya sudah nge-run alat resistiviti ini 25 tahun lamanya. Jadi saya tetap berpendapat: itu adalah lempung 40 meter tebalnya!!!
OK, deh kalau begitu. Silakan saja tetap dengan pendapatnya, tapi saya tidak akan tandatangan menyetujui keseluruhan program yang didasarkan pada interpretasi geolistrik anda ini!!!