MUD Diapirism dan Akumulasi Hidrokarbon

Dirilis pertama di Facebook pribadi.

Hubungan langsung mud diapirism dengan akumulasi hidrokarbon adalah:

  1. Pembentukan trap dengan puncak lengkungan mud diapir sebagai dasar tempat batuan reservoir yang lebih muda "draping" di atasnya atau

  2. Tubuh mud diapir sebagai lateral (atau vertical) seal dari batuan reservoir yang diterobosnya.

Syarat untuk adanya akumulasi pada trap dan seal yang dibentuk mud diapir tersebut adalah:

  1. Diapirism berhenti, tidak aktif lagi (supaya tidak merusak trap dan seal setting yang sudah terbentuk)

  2. Migrasi h/c masih terus terjadi pasca diapirism (supaya trap-nya terisi).

Di sepanjang antiklin Separi-Loahaur-Sakakanan-Mentawir-Riko Cekungan Kutai hal itu tidak terjadi, demikian juga di sepanjang jalur Kendeng Cekungan Jawa Timur: mud diapirism-nya terlalu muda: post pleistocene! Sebagian besar masih aktif sampai sekarang (Bleduk Kuwu, Lumpur Lapindo, dan sebagainya). Selain itu sebagian besar daerah kitchen-nya sudah terangkat atau sudah tidak berada pada kondisi penguburan maksimumnya, sehingga terjadi perubahan setting potential head yang hasil akhirnya membuat kitchen tersebut jadi tidak aktif men-charge lagi.

Kalaupun ada akumulasi hidrokarbon di puncak dan sekitar kulminasi ekspresi mud diapir, lebih sering hal itu terjadi pada "paleo anticlinal structure" alias "anticline relics" yang bagian tepinya - atau salah satu sayapnya diterobos oleh mud diapir. Penerobosan terjadi melalui patahan yang tadinya membatasi tepi/sayap antiklin tersebut. Patahannya jadi rusak semua dipenuhi mud diapir, sebagian dari kulminasi juga kemungkinan "breached" alias terbuka, tapi sebagian lainnya lagi bisa jadi ter-preserve alias terselamatkan. Itulah yang terjadi di Sungai Nangka, Louise, Sambutan fields, di Cekungan Kutai sekitar Samarinda-Balikpapan area. Lapangan-lapangan itu berisi hidrokarbon yang sudah emplaced (diletakkan) di dalam perangkap reservoir jauh sebelum mud diaipir menerobos. Kedalamannya dangkal, dan kalau dibor lebih dalam, maka yang ditemukan kalau bukan mud diapir ya wet zone (karena struktur perangkap reservoir-nya sudah dirusak oleh penerobosan mud diapir itu).

Previous
Previous

Gagal! Seismik 3D untuk Solusi Permanen Lumpur Lapindo

Next
Next

Penurunan Produksi Migas: Masalah Pembaharuan Konsep Geologi untuk Eksplorasi Migas