Mari Kita Cegah Sama-Sama Kebohongan Publik Ini (Blok Mahakam Lagi)

Dirilis pertama di Facebook pribadi.

Peristiwa tujuh tahun lalu, ketika pejabat Pertamina dipaksa bilang bahwa kita tidak mampu kelola Blok Cepu, akan berulang lagi beberapa saat lagi. Saat-saat ini para pejabat Pertamina sudah mulai dipaksa untuk bicara ke rakyat bahwa Pertamina belum/tidak mampu mengelola Blok Mahakam sendirian, di tengah keinginan kuat masyarakat untuk tidak lagi membiarkan aset energi kita untuk dikuasai pihak asing setelah habis masa kontrak.

Apakah kita akan membiarkan kebohongan-kebohongan itu diulangi lagi hanya dalam rangka kepentingan sekelompok/golongan tertentu yang sedang memegang tampuk kekuasaan untuk mendapatkan “konsesi” tertentu dari orang-orang asing?

Jangan sampai kita para profesional IAGI, HAGI, atau IATMI terjebak seperti tujuh tahun yang lalu ketika salah satu dari kita disuruh bicara terbuka juga bahwa “kita” tidak mampu secara profesional, teknologi dan keuangan mengelola blok Cepu ¾ kali ini untuk Blok Mahakam!! Jangan sampai terulang lagi. Mari kita sadarkan sama-sama, kita awasi sama-sama, kita teriaki sama-sama.

Saya beri cuplikan berita hari ini yang meng-quote Karen Agustiawan Dirut Pertamina yang “…sepakat dengan analogi Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Migas (SKK Migas) Rudi Rubiandini,” yang menyebutkan pengelolaan blok Mahakam seperti makan bubur ayam. Pertamina diharuskan belajar makan blok Mahakam dari pinggir dan selanjutnya ke tengah. “Kita coba dahulu berapa persen. Bila nanti sudah mampu, SKK migas juga akan memberikan 100% ke Pertamina.” Lengkapnya.

Atau baca Koran Tempo hari ini yang menuliskan “PERTAMINA MENYERAH – Kementrian Energi menyarankan bagian Pertamina berkisar 30% - 40% saja.” Di situ dituliskan bahwa Karen menyatakan, “Kami coba dulu beberapa persen. Bila nanti sudah mampu, SKK Migas juga akan memberi 100% ke Pertamina. Sesuai arahan Men BUMN & Presiden, Pertamina tidak hanya fokus garap ladang minyak dalam negeri, tapi juga ekspansi LN. Jadi, portofolionya nanti kami bagi…”

Kalau kita analisis gerak-gerik para pejabat Negara dan pemegang amanah atas kekayaan migas-energi negeri ini terkait dengan Blok Mahakam, terlihat jelas sekali bagaimana ngototnya Ka SKK Migas dan Menteri ESDM meng-goal-kan usaha kembalinya perusahaan asing pemegang kontrak lama untuk menguasai.

Berita hari ini tadi itu menyusul berita serupa kemarin Senin 25 Februari 2013, tapi yang bicara adalah Ari Sumarno, bekas Dirut Pertamina ketika Cepu diserahkan juga pengelolaannya ke pihak asing (Exxon Mobil) 2005-2006 yang lalu. Saya beri cuplikan beritanya: “PT Pertamina (Persero) dinilai belum mampu mengelola Blok Mahakam tanpa bantuan operator lain. Pasalnya, dengan aset yang dimiliki saat ini, Pertamina belum juga mampu meningkatkan cadangan minyak dan gas bumi di lapangan milik mereka sendiri. Mantan Direktur Utama Pertamina Ari Sumarno mengatakan Blok Mahakam merupakan lapangan migas yang secara teknis sulit dikelola lantaran terdiri dari dua jenis lapangan yaitu di darat (onshore) dan di laut (offshore). Dengan begitu, diperlukan teknologi yang lebih rumit dibanding lapangan migas di darat. Jadi direksi Pertamina jangan gegabah dan mudah mengatakan mampu mengoperasikannya sendiri. Tidak ada lapangannya yang teknis serumit itu atau volume produksinya sebesar itu," ujar Ari kepada wartawan di Jakarta Senin (25/2). Lengkapnya.

Untuk lebih melengkapi cermin masa lalu saya beri cuplikan juga berita dari Jakarta Post, Maret 2006, yang menyebutkan bos-bos Pertamina ragu untuk mengoperasikan Blok Cepu, bahkan salah satu profesional yang notabene anggota IAGI juga bicara di Metro TV bahwa “kita” tidak mampu mengelola Blok Cepu (belakangan setiap kali digugat oleh kawan-kawan dia selalu menyatakan, “saya dipaksa,” sayang dia tidak mau membuat pernyataan terbuka tentang hal itu). Cuplikannya, “Meanwhile, in a Thursday talk show on Metro TV, the head of Pertamina's Cepu block exploration and production unit, Hestu Bagyo, said that his company would be unable to operate the block alone due to a lack of technology and finance.” Lengkapnya.

Semoga Allah SWT selalu memberi jalan terang kepada pemimpin-pemimpin kita. Semoga mereka semua sadar bahwa membohongi rakyat se-Indonesia itu luar biasa besar dosanya!!! Kita mampu dan kita mau Indonesia mengelola Blok Mahakam sendiri atau sebagai operator majority!!! Sudahlah, jangan diutak-utik lagi. Jangan lagi menyebar-nyebarkan kebohongan yang menyakitkan hati itu kepada rakyat negeri ini.

Previous
Previous

Catatan dari Diskusi di Rumah Alumni Tentang Blok Mahakam

Next
Next

Kipas Aluvial atau Faset Segitiga?