Sedimentologi Senin - Imbrikasi Kekacauan
Dirilis pertama di Facebook pribadi.
Baiklah kali ini kuceritakan saja tentang imbrikasi atau penyejajaran butiran.
Pada arus traksi: butiran bergerak di dasar alur di bawah air dengan bergeser, menggelinding, merayap dan kadang salto melenting dari dasar ke dalam air, kemudian masuk kembali ke dalam rombongan. Karena itulah setelah mengendap, pada umumnya butiran-butiran itu menyejajarkan diri satu dengan lainnya dalam formasi sejajar sumbu “b”, alias sumbu menengah antara yang paling pendek (“a”) dengan yang paling panjang (“c”) yang dipunyai oleh ukuran tiga dimensi suatu butiran.
Pada arus gravitasi: butiran bergerak di dalam badan air bersama-sama dengan rombongan massa lainnya, bisa berupa debris (campuran bongkah-butir-lumpur), grain (rombongan butiran), mud (rombongan lumpur) atau turbid (air keruh suspensi melayang-layang dalam air). Dalam situasi itu terjadi interaksi antar bongkah antar butir baik difasilitasi massa-dasar butir atau massa-dasar lumpur ataupun murni butiran saling berbenturan belaka di dalam air. Mereka tidak bergerak di dasar air (saja), tapi utamanya bergerak di dalam badan air, sedemikian rupa sehingga pada waktu mengendap — karena energinya habis, maka butir-butir itu akan menyejajarkan diri satu dengan lainnya dalam formasi sejajar sumbu apa saja dengan dominasi sumbu “c”, alias sumbu paling panjang, bisa juga di sumbu “a” yang seolah menunjukkan arah arus berkebalikan.
Kalau barisan kita sejajar menuju ke arsy-Nya, tidak akan mungkin itu dihasilkan hanya dari longsor ikut-ikutan massa dalam kekacauan. Air kita harus jernihkan. Arus kita harus traksikan.
Hanya yang diberkahi surga yang bisa menunjukkan arah pada imbrikasi kekacauan.