Surat dari Kawan: Sore Hari

Dirilis pertama di Facebook pribadi.

Kondisi riil carut marut-nya republik ini bukan hanya mengambil bentuk dalam tersendatnya ide mulia-mu yang berinisiatif mengatasi krisis energi oleh karena terlalu banyaknya yang terkooptasi oleh kepentingan mafia-mafia minyak, batu bara, dan birokrasi. Don't give up. Kata Bung Karno waktu gonjang-ganjing pembunuhan para jenderal oleh oknum-oknum Angkatan Darat sendiri: "...riak kecil dalam gelombang revousi..." Kita butuh (dan sedang di ambang) revolusi, yang tanpa itu semua: riak-riak seperti kasus kebebalan praktik energi di negeri ini akan jadi ombak gelombang tsunami yang menghancurkan sendi-sendi kehidupan bangsa. tapi dengan revolusi "damai" ini: riak-riak itu akan dinetralisir jadi energi positif yang membangkitkan seluruh komponen bangsa bergerak membereskan situasi yang ada di sekitarnya demi kepentingan yang lebih besar: masyarakat sipil yang cerdas, adil makmur merata, dunia ukhrowi.... Jokowi dan Ahok salah satu dari pasangan yang memulainya, dan masih banyak lagi di berbagai belahan bumi Indonesia Lain yang sedikit demi sedikit akan terekspos jadi icon revolusi damai ini!!! Hang in there, broer!!!

Dan satu lagi. Konflik di dunia ini sering kali terjadi karena macetnya komunikasi dan perbedaan persepsi. Solusi utamanya harusnya ya komunikasi dan penyamaan persepsi. Negosiasi, perundingan, traktat, diskusi, debat, tuduhan, pembelaan, dan sampai ke perang pun adalah cara komunikasi dan menyamakan persepsi. Lha kalo kamu bilang pantang menyerah tidak cengeng dan konsisten berusaha tapi tidak berkomunikasi, tidak berusaha berempati, tidak menyamakan persepsi, tidak saling mendengar dalam rangka memecahkan masalah orang untuk memecahkan masalah sendiri, maka dunia Kita akan jadi linearisme yang mudah sekali patah teregresi maupun jadi exponensial seketika hanya dengan sedikit kesalahan antisipasi. tapi kalau mau berkolaborasi merendah mendengar bicara, mundur sejenak untuk maju bersama, aku yakin kesan gerak keseluruhan akan jadi lebih bagus, lebih filantrofis, lebih manusiawi. Serius ini!!!

(Hehehehehe,….dari krisis energi, mafia minyak, sampai matematika konflik, dan filantrofi. Jangan-jangan bukan geologist kawan satu ini!! Sufi!!??)

Previous
Previous

Tentang Tar dan Aspal itu

Next
Next

(Asal jangan kelamaan “sekolah” di situ.)