Rilisan Online Admin Rilisan Online Admin

The Stripping Mudstone Phenomena (Fenomena Batu Lempung Setrip-Setrip)

Beberapa butir deduksi dari pengamatan-pengamatan empiris berikut dapat menjadi pegangan dalam menafsirkan batu lempung setrip-setrip tersebut

Dirilis pertama di Facebook pribadi.

Yang dimaksud dengan batu lempung di sini adalah semua jenis klastik halus yang sulit dibedakan dengan mata telanjang makroskopis baik karena percampurannya maupun kisaran besar butirnya yang overlap satu dengan lainnya dalam bentuk perlapisan, yaitu: clay, shale, siltstone dan very-fine-grained sandstone.

Perselingan yang terus menerus terjadi antara claystone dengan siltstone atau siltstone dengan very fine grained standstone, atau claystone dengan very fine grained standstone, atau antara shale dengan siltstone, dan bermacam-macam variasi lainnya menandakan bahwa telah terjadi perubahan yang berulang-ulang (periodik) dalam frekuensi tertentu pada kondisi energi di tempat lingkungan pengendapan. Bisa dari traksi ke suspensi, traksi kuat ke traksi lemah, suspensi kasar ke suspensi halus, atau biologis/chemical ke fisis, dan kombinasi-kombinasi di antara proses-proses tersebut.

Beberapa butir deduksi dari pengamatan-pengamatan empiris berikut dapat menjadi pegangan dalam menafsirkan batu lempung setrip-setrip tersebut:

  1. Endapan pasang surut (tidal); apabila lebih banyak berkembang ripple (gelembur gelombang) dan suspensi (lempung), yang sejatinya mencerminkan kondisi lingkungan pengendapan dari traksi lemah-suspensi-traksi kuat-suspensi-traksi lemah-suspensi-traksi kuat-suspensi, dan seterusnya berulang-ulang. Traksi lemah muncul saat pasang naik, suspensi diendapkan saat slack baik waktu pasang maksimum, maupun waktu surut maksimum; sementara itu traksi (lebih) kuat muncul pada saat surut. Tentunya adanya burrowing, clay doublette, clay couplette, clay drapes, serta bentuk-bentuk struktur flaser, wavy dan lenticular akan lebih memperkuat interpretasi endapan pasang-surut ini

  2. Endapan dataran banjir (flood-plain); apabila lebih banyak berkembang graded bedding, climbing ripple, dan suspensi, yang sejatinya mencerminkan kondisi lingkungan pengendapan yang dipengaruhi oleh turbidity banjir yang menghasilkan graded bedding, juga penambahan materi di SWI (Sediment-Water Interface) tanpa penambahan energi arus yang mana ini menghasilkan climbing ripple, dan juga secara umum pengendapan suspensi halus-lempung setelah fasa energi banjir mereda di dataran banjir (lepas dari area jebolan tanggul atau crevasse). Tentunya adanya rootlet, mudcrack, dan paleosol akan lebih memperkuat interpretasi endapan flood plain ini.

  3. Endapan flysch turbidite; apabila lebih banyak berkembang graded bedding pada fraksi yang lebih kasar, dan suspensi pada fraksi halusnya; yang mana hal tersebut mencerminkan kondisi di ujung endapan longsoran dalam air, di mana hanya tinggal sisa-sisa fraksi terhaluslah yang memenuhi kolom air (fraksi-fraksi yang lebih kasar sudah terendapkan di lintasan sebelumnya karena kekuatan arus gravitasi yang makin melemah). Setiap pasangan graded bedding dan suspensi mencerminkan satu episode dari event longsoran. Endapan ini dulunya diinterpretasikan semata-mata sebagai produk longsoran di laut dalam. Tapi saat ini banyak riset juga yang menunjukkan bahwa bukan hanya di laut dalam longsoran-longsoran turbiditic ini terjadi, tapi di danau dalam, di lereng delta, dan juga di crevasse splay sungai saat banjir-banjir besar bisa terjadi. Tentu saja untuk interpretasi flysch longsoran turbid laut dalam akan lebih diperkuat jika indikasi fosil dan struktur sedimen lain juga ikut menunjang, seperti misalnya slump structure, load cast, dish structure, maupun khususnya trace fossil di laut dalam: zoophycos, etc.

  4. Endapan danau (lacustrine); apabila lebih banyak ditemui perselingan antara endapan ganggang atau karbon dengan klastik (lebih) kasar berulang-ulang; di mana klastiknya bisa menunjukkan struktur graded bedding, bisa juga ripple (gelembur gelombang). Hal tersebut mencerminkan kondisi lingkungan danau antara musim basah (algal blooming/carbon fluorishing) dan musim kering (air danau menyurut, klastik dari pinggiran masuk ke danau). Warna perselingan umumnya khas dan unik, yaitu bisa hijau (ganggang)-merah/kuning (klastik), bisa juga coklat/hitam (karbon)-merah/kuning (klastik), bisa juga putih (ganggang diatomae)-merah/kuning/coklat (klastik).

Read More
Rilisan Online Admin Rilisan Online Admin

MIMPI KALI YE?!

Baru-baru ini, Dr. Ir. Andang Bachtiar MSc., anggota Dewan Pakar FKDPM yang masih aktif mengikuti kegiatan-kegiatan di industri migas Indonesia menghubungi redaksi Energi dan menceritakan mimpinya yang berulang-ulang muncul.

Dirilis pertama di Facebook pribadi.

Pidato-pidato dan kontrak pengelolaan migas, cuplikan dari Buletin Energi - FKDPM, Edisi Februari 2010.

Baru-baru ini, Dr. Ir. Andang Bachtiar MSc., anggota Dewan Pakar FKDPM yang masih aktif mengikuti kegiatan-kegiatan di industri migas Indonesia menghubungi redaksi Energi dan menceritakan mimpinya yang berulang-ulang muncul. Katanya, mimpi itu menggambarkan para pemimpin di industri migas Indonesia, Ka BPMigas, Dirjen Migas, Menteri ESDM dan para pejabat lainnya berpidato berapi-api di hadapan para kontraktor kerja sama migas dari blok-blok produksi yang kontraknya habis dan minta perpanjangan. Saking hebatnya pidato itu, sampai-sampai (di mimpinya) ungkapan-ungkapan itu dipidatokan juga oleh presiden negeri ini. Saking terkesannya pak Dr. Andang ini akan mimpinya, maka dia pun menceritakannya ke Energi, kalau-kalau bisa diceritakan juga ke teman-teman di Daerah Penghasil Migas seluruh Indonesia.

Cuplikan pidato mimpinya itu sebagai berikut:

.....,Tak ada kewajiban bagi kami untuk memperpanjang kontrak blok migas anda. Cukup sudah, terima kasih: anda sudah mendapatkan yang anda inginkan dalam kontrak sebelumnya, sekarang biarlah kami mengelola blok migas kami sendiri. Terima kasih juga karena anda sudah bersusah payah mengajukan permintaan perpanjangan jauh-jauh hari sebelum kontrak berakhir. Tapi itu semua bukan berarti kami harus memenuhi permohonan anda. Kalau anda berdalih sudah merisikokan uang banyak untuk eksplorasi, itu semua sudah terbayarkan pada kontrak sebelumnya. Anda sudah mendapatkan berlipat kali lebih banyak dari uang yang anda risikokan. Mudah-mudahan itu cukup memuaskan anda. Kalau nantinya anda ingin berpartisipasi lagi dalam blok yang cadangannya anda temukan ini, silakan. Tapi tolong hormati hak-hak kami, kalau misalnya kami hanya mengizinkan anda menjadi pemegang saham minoritas sementara untuk operasi kami pegang semua, itu adalah hak kami.

Kami mampu koq. Sangat sangat mampu. Ribuan tenaga ahli migas kami bahkan banyak yang tersebar di mancanegara siap untuk mengelola blok migas yang kontraknya habis ini. Teknologi bisa kami beli, profesionalisme kami miliki, modal keuangan pun bukan masalah lagi, karena kami juga mengerti bahwa modal tidak mengenal batas negara, kami bisa mencarinya ke mana-mana: selama kami bisa memonetisasi dan valuasi aset kami, maka insyaAllah kami akan dapatkan dana-dana untuk modal tersebut. Kami mampu, sangat sangat mampu dan percaya diri.

Kalau ada di antara kami yang dulu pernah bilang bahwa kami tidak mampu, itu semua karena tekanan saja. Dan kami sekarang jauh lebih percaya diri. Menghadapi tekanan apapun dari kunjungan kepala-kepala negara anda, kami insyaAllah siap. Tentunya kami juga mengerti tata krama dan etika. InsyaAllah kami akan pertimbangkan juga untuk terus berbisnis dengan anda atas dasar saling menguntungkan. Masih banyak daerah-daerah blok migas kami yang perlu dieksplorasi, silakan, silakan masuk ke daerah-daerah itu. Tinggalkan saja daerah-daerah yang risikonya sudah mengecil ini untuk kami. Karena memang itu hak kami.

Dan kami juga yakin, masyarakat dan para pemimpin daerah penghasil migas kami insyaAllah mendukung sikap kami ini. Mereka akan terus membantu memperlancar kegiatan operasi migas di daerah-daerahnya, dan kalau diperlukan ikut berpartisipasi mengelolanya lewat usaha-usaha bisnis daerah, terutama untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan energi lokal. Apalagi kita tahu sama-sama bahwa blok-blok produksi migas yang habis masa kontrak ini, masih banyak punya potensi. Terima kasih.. Terima kasih.....

(Dan Dr. Andang pun terbangun, mengucak-ucak matanya, seolah-olah tidak percaya bahwa itu hanya mimpi.... Mudah-mudahan mimpi itu segera jadi kenyataan.)

Read More
Rilisan Online Admin Rilisan Online Admin

Gas, Gas, Gas: Pengingat untuk Para Mudlog Evaluator dan Well-Postmortemer

Dirilis pertama di Facebook pribadi.

Maka bergembiralah ketika C3 muncul, apalagi ketika iC4 dan nC4 ikut timbul. Biogenic gas hanya dikenal sampai C2 minornya, jadi ketika C3+ muncul: pertanda thermogenic gas mulai ambil peranan.

Thermogenic gas yang muncul bisa mengindikasikan dua hal.

Pertama, kita sudah mulai memasuki zona kematangan thermogenic. Apalagi jika iC4, nC4 dan iC5-nC5 juga muncul, maka zona kematangan minyak kemungkinan sudah kita tembus. Atau kedua, kita masih di zona belum matang, tetapi ada migrasi dari zona matang hidrokarbon yang lebih dalam ke zona tidak matang dangkal tersebut.

Kemungkinan kedua itu lebih jauh lagi bisa berarti dua hal lainnya yaitu: a) apabila section yang mengeluarkan C3+ tersebut adalah shale section alias zona serpih, maka kemungkinan besar zona serpih tersebut fractured (retak-retak) dan atau faulted alias dipotong patahan yang menjadi conduit (saluran) bagi bermigrasinya hidrokarbon thermogenic dari kedalaman ke section serpih yang dangkal, b) apabila section yang melepaskan C3+ tersebut adalah batu pasir atau batu gamping atau reservoir yang lainnya, nah... ini dia yang kita cari: migrated hydrocarbon trapped in a reservoir.

Contoh 2-a pernah dijumpai di sumur eksplorasi di Jambi dan di offshore Jawa Timur, di mana patahan pada serpih dangkal tersebut dibuktikan juga dengan indikasi di sayatan seismic yang melewati sumur dan juga dari tanda-tanda yang diinterpretasikan dari lumpur pemboran. Contoh 2-b ada di mana-mana, yaitu di lapangan-lapangan yang sudah terbukti memproduksi minyak dan gas.

Terlihat dari hasil akhir metode Haworth dkk (1985) ada tujuh penggolongan hidrokarbon yang didugakan, yaitu: 1) Dry Gas, 2) Gas, 3) Gas & Condensate, 4) Gas & Oil, 6) Oil, dan 7) Residual Oil. Dry Gas adalah domain dari zona belum matang, biogenic zone, dan juga zona overmature alias zona gosong terlalu matang. Selain itu, C3+ juga terlihat menjadi pembagi utama dari Bh (Balance Ratio), dimana apabila Bh<wh berarti="" kita="" berhadapan="" dengan="" wet="" atau="" oily="" reservoir.="" maka="" jangan="" abaikan="" begitu="" saja="" data="" gas="" chromatogram="" dari="" mudlog.="" adb="" id=3></wh>

Read More
Rilisan Online Admin Rilisan Online Admin

The Flankers: Pengingat untuk yang Bermain-Main dengan Delta (Deltaic Plays)

Mencari minyak tidak harus selalu di puncak. Di sayap-sayap terkepak, perangkap-perangkap tergeletak. Minyak dari sinklin licin mengalir menggelincir, dari lempung ke pasir, dari pasir ke pasir.

Dirilis pertama di Facebook pribadi.


The Flankers.jpg

Mencari minyak tidak harus selalu di puncak. Di sayap-sayap terkepak, perangkap-perangkap tergeletak. Minyak dari sinklin licin mengalir menggelincir, dari lempung ke pasir, dari pasir ke pasir. Saat merambat naik ke ujung penipisan, terkuncilah gerak. Tak lagi berserak.

Beban berat pasir-pasir kasar, menggelayuti bumi di batas-batas delta. Patahan listrik di ujung pasir, pengangkatan oleh isostasi beban di hulu, dan (kadang-kadang) diapirisme lempung menyundul-nyundul serpihan delta, membentuk lengkungan.

Kita sering diingatkan. Jangan meremehkan kaki tangan. Di puncak lengkungan angan-angan itu: ternyata hanya ada keketatan dan air asin. Minyak dan gas tak punya cerita disini.

Mari lengser ke bawah, merawati sayap-sayap antiklin delta kita.

Read More
Rilisan Online Admin Rilisan Online Admin

Back to Basic Corner

Back to basics is often claimed by majority of geologists as their dogma. But in reality, just like most of us practicing our religion, the use of basic geology in any sectors of our works hardly ever noticed.

Dirilis pertama di Facebook pribadi.

(Written 5 years ago: January 29th, 2005 - Tebet Timur Dalam)

Back to basics is often claimed by majority of geologists as their dogma. But in reality, just like most of us practicing our religion, the use of basic geology in any sectors of our works hardly ever noticed. This is especially true in an ever advancing world of tools and technology to analyze geology in oil, gas, and mining industry. We are often blinded by the fancy outlook of software products/outputs and forget about the geology data and concepts underlying the outputs.

I have an experience about these back-to-basic needs phenomena when I was working in an exploration team of a major oil company in Kutai Basin several years ago. One of the members of the team is a bright young geophysicist who was very skillful to produce many attribute maps from 3-D seismic cubes. Unfortunately he did not really aware of the regional geology models/concepts of the area, so that every time his sliced-maps showed curve, “meandering-like” forms he automatically drew meandering channels on the map and made fluvial meandering river model out of them. It happened that the regional geology synthesized from adjacent wells and outcrops indicated the area to be within inner-middle shelf environments. So, how can a fluvial meandering channel developed in inner-middle shelf environment? In the final outcome, after reconciliation with other data, the “lots-of curving-slices” maps were to be interpreted as “carbonate-patches”.

Unless they drill it, they would never know what it is (and until today, no drilling has been conducted on that part of the area..)

To give you another back-to-basic issue, especially in sedimentology topic, the following picture speaks for itself:

 
Back to Basic Corner.jpg
Read More